Bisnis.com, JAKARTA – Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 Brasil 2024 menjadi debut perdana bagi Presiden Prabowo Subianto setelah resmi dilantik sebagai presiden pada 20 Oktober 2024 lalu. Saya kebetulan menjadi salah satu jurnalis yang berkesempatan untuk melihat secara langsung perjalanan diplomatik Prabowo di pertemuan kepala negara dan pemerintahan 20 negara yang memiliki size ekonomi terbesar di dunia itu.
Ada banyak pertanyaan sebelum berangkat ke Brasil. Apalagi, Prabowo sejak awal telah mengumumkan secara terbuka tidak terlalu mempedulikan status sebagai negara G20, kalau masyarakat Indonesia masih diliputi kelaparan. Intinya, Prabowo cenderung fokus untuk mengatasi persoalan domestik seperti peningkatan sumber daya manusia, pengentasan kemiskinan dan kelaparan, dibandingkan terbuai dengan embel-embel negara G20. Menarik!
Saya berangkat ke Brasil pada tanggal 14 November 2024 dini hari. Perjalanan ke negeri Samba yang berada kawasan Amerika Selatan itu memakan waktu sekitar 24 jam di luar transit. Wah, panjang dan lama sekali. Rute penerbangan dimulai dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta menuju Doha, Qatar. Transit beberapa jam. Setelah itu dilanjutkan perjalanan sekitar 15 jam dari Doha ke Sãu Paulo.
Rute penerbangan dari Jakarta, Doha, Sãu Paulo tidak seberapa jika diandingkan dengan perjalanan yang ditempuh oleh rombongan Presiden Prabowo. Beberapa hari sebelumnya, mereka telah perjalanan secara maraton, melwati 4 benua dan 6 negara tujuan.
Kunjungan Prabowo dimulai ke China, lalu dilanjutkan ke Amerika Serikat (AS), Peru, Brasil, Inggris dan ditutup di Uni Emirat Arab (UAE). Total 16 hari dihabiskan Prabowo tidak berada di Indonesia. Perjalanannya merupakan salah satu yang terlama dan terjauh dari presiden-presiden pendahulunya.
Baca Juga
Dari total 6 negara, hanya Peru dan Brasil yang menjadi negara lokasi KTT yakni masing-masing APEC dan G20. Sisanya, Prabowo bertandang untuk menggelar pertemuan bilateral dengan Presiden Xi Jinping, Presiden Joe Biden hingga Raja Charles ke-III.
Brasil bisa dibilang cukup spesial, karena kedatangan Prabowo di sana merupakan debutnya di KTT G20. Meski sebelumnya hadir di KTT APEC, G20 lebih bergengsi. Sebanyak 20 pemimpin negara dengan PDB terbesar dunia duduk di meja bundar selama 2 hari berturut-turut. Belum lagi, baru sekitar dua tahun lalu RI menjadi tuan rumah G20.
Tiba di Rio de Janeiro, G20 Sepi Umbul-umbul!
Ada 5 pewarta dari Indonesia yang berkesempatan meliput KTT G20 di Brasil. Sesampainya di Rio de Janeiro, Kamis (14/11/2024) malam, cuaca kota tersebut mendung dan berangin.
Dua hari setelahnya Rio kerap diguyur hujan. Hotel Hilton Copacabana, tempat pewarta Indonesia menginap, langsung berhadapan dengan pantai. Semilir angin pun semakin kuat di kala pagi serta sore hari menjelang malam. Cuaca hampir tidak pernah panas.
Pada 15 November, atau H-1 kedatangan Prabowo ke Rio dari Peru, masyarakat Brasil tengah merayakan Hari Proklamasi Republik. Untuk itu, pemerintah menerapkan libur sehari. Tempat-tempat wisata pun dipadati pengunjung
Misalnya, Gunung Sugarloaf, Museum Amanhã, Tangga Escadaria Selarón, serta ikon Brasil: Patung Kristus Penebus atau Cristo Redentor. Sebelum kedatangan Presiden, rombongan dari Jakarta sempat bertandang ke Tangga Escadaria Selarón dan Museum Amanhã. Kendati dipadati pengunjung, saya dan rombongan berhasil sampai di lokasi.
Upaya kami berkunjung khususnya ke Cristo Redentor baru tercapai pada H+1 KTT G20, atau 20 November 2024. Saat itu, Brasil juga tengah libur karena merayakan Black Awareness Day.
Suasana ramai di berbagai lokasi wisata di Rio lebih besar dipengaruhi karena 2 hari libur itu. Namun, geliat perhelatan KTT G20 di mana pemimpin-pemimpin negara dari Xi Jinping hingga Joe Biden akan berkunjung tak banyak dirasakan di bekas ibu kota Brasil itu.
Sejak saya menginjakkan kaki di Bandara Internasional Galeão, Rio de Janeiro, hampir tak ada tanda-tanda bahwa Brasil menjadi tuan rumah KTT G20. Jumlah tanda G20 di bandara, tempat umum, gedung-gedung, videotron serta transportasi publik pun bisa dihitung jari.
Suasana itu kontras dengan apa yang disiapkan pemerintah Indonesia pada 2022 saat memegang Presidensi G20. Bandara, tempat umum, transportasi publik hingga kantor kepolisian pun pasti dihiasi dengan embel-embel G20, dari Jakarta hingga Bali.
Perbedaan yang mencolok juga terlihat di Media Center KTT G20 Brasil, yang terletak di Museu de Arte Moderna. Para jurnalis dari seluruh penjuru dunia di ruangan itu sempat mengalami koneksi internet yang lambat.
Tidak hanya itu, para pewarta dari berbagai negara sempat menunggu 2 jam lebih lama hanya untuk mendapatkan kudapan di pagi hari pertama KTT, Senin 18 November 2024.
Kudapan yang awalnya disebut akan mulai disajikan pada pukul 08.00, akhirnya baru datang sekitar pukul 10.00. Untungnya, Kepala Biro Pers, Media dan Informasi Kedeputian Bidang Protokol, Pers dan Media Sekretariat Presiden R. Erlin Suastini yang ikut mendampingi wartawan Indonesia turut menyelipkan beberapa bungkus coklat dan wafer untuk mengisi perut sembari menunggu kudapan datang.
Untungnya makanan berat di Brasil tak jauh berbeda dari Indonesia. Sepiring menu makanan yang biasa disajikan di Brasil biasanya berisi nasi. Selain berasnya yang berbeda, sepiring nasi di Brasil juga biasa ditemani oleh kacang hitam atau feijao.
Selain itu, daging menjadi menu wajib di Brasil. Daging ikan, sapi, ayam maupun babi hampir selalu ada di setiap piring makanan masyarakat di negara itu. Ukurannya pun selalu besar. Maklum, menurut FAO, Brasil merupakan salah satu negara dengan pertanian dan peternakan terbesar di dunia selain China, India dan Amerika Serikat (AS).
"We feed the world [Brasil memberi makan dunia]," ujar Staf Politik KBRI Albert Leopold Pondaag kepada Bisnis, saat di sela-sela makan siang di salah satu restroan di Copacabana, Rio de Janeiro, Brasil.
Hubungan dagang Indonesia dan Brasil pun didominasi oleh produk pertanian dan peternakan. Menyitir data BPS, nilai impor RI dari Brasil mencapai US$3,48 miliar selama Januari-Agustus 2024. Di Benua Amerika, nilai impor RI dari Brasil merupakan terbesar kedua hanya setelah AS.
Komoditas yang paling banyak diimpor RI dari Brasil adalah pangan ternak, gula dan madu, kapas, ore besi dan konsentrat serta jagung.
Menurut pria yang telah bekerja di KBRI Brasil selama lebih dari 30 tahun itu, kedua negara tengah menggodok kerja sama yang lebih erat di bidang pangan. Hal itu sejalan dengan program Presiden Prabowo Subianto, yang menargetkan Indonesia swasembada pangan selama masa pemerintahannya.
Berdasarkan cerita Albert, belum lama ini dia menemani kunjungan Menteri Pertanian Amran Sulaiman ke Brasil. Amran disebut tengah menggodok kerja sama investasi peternakan dengan Brasil.
Dalam catatan Bisnis, Kementerian Pertanian menyebut Indonesia dan Brasil akan melakukan kerja sama investasi pengembangan 100.000 ekor ternak sapi perah tropis asal Brasil dengan nilai Rp4,5 triliun di Indonesia.
Investasi itu guna mendukung peningkatan produksi susu dalam negeri, yang tidak lepas dari Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Program janji kampanye Prabowo itu ditargetkan mulai pada 2 Januari 2025.
Program-program tersebut pun sejalan dengan misi G20 yang dipimpin Brasil tahun ini. Ada tiga agenda utama yang menjadi fokus Presidensi G20 Brasil yakni isu kelaparan dan kemiskinan, reformasi tata kelola organisasi global serta pembangunan berkelanjutan dan transisi energi.
Dalam kepemimpinannya, G20 Brasil pun berhasil meluncurkan Global Alliance Against Hunger and Poverty. Aliansi itu akhirnya berhasil diluncurkan pada hari pertama KTT G20, Senin (18/11/2024), di mana target pemberantasan kelaparan dan kemiskinan jatuh pada 2030 mendatang.
Diplomasi Peci Hitam Ala Prabowo
Pada pembukaan KTT G20, aliansi global itu diluncurkan dengan melibatkan 148 anggota, termasuk 82 negara. Indonesia termasuk salah satunya.
Pada saat Prabowo menyampaikan sambutannya di Sesi Pertama KTT G20, Senin (18/11/2024), dia secara khusus berterima kasih kepada Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva karena telah memprioritaskan isu kelaparan dan kemiskinan.
Sebagai sesama negara berkembang dan anggota G20, Prabowo menyebut isu kelaparan dan kemiskinan adalah isu nyata bagi Indonesia.
"Kelaparan dan kemiskinan bagi kami adalah isu nyata keseharian. Kami juga masih memiliki persentase masyarakat cukup besar yang berada di bawah garis kemiskinan. Sebanyak 35% anak-anak kami juga kelaparan setiap hari," ujarnya kepada forum di Museu de Arte Moderna.
Sebelum menghadiri KTT, Prabowo tiba di Rio Janeiro, Sabtu (16/11/2024) malam. Perjalanan dari Pangkalan Militer Angkatan Udara Galeão ke Hotel Hilton Copacabana memakan waktu sekitar 30 menit.
Sesampainya di hotel, Prabowo disambut oleh Diaspora Indonesia di Brasil. Sebagian besar merupakan staf KBRI dari Kota Brazilia, atau ibu kota Brasil, yang sudah kurang lebih seminggu menyiapkan kedatangan presiden baru RI itu.
Pada saat itu, lobi Hotel Hilton diramaikan oleh diaspora Indonesia yang menunggu kedatangan Prabowo. Kemudian, sekitar 24 jam setelahnya, suasana lobi Hilton sudah menjadi cukup berbeda. Staf United States Secret Service selama tiga hari penyelenggaraan KTT memenuhi lobi Hilton.
Tujuannya tidak lain dan tidak bukan untuk menyambut kedatangan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden. Orang nomor satu di AS itu sehotel dengan orang nomor satu di Indonesia.
Selama Biden menginap di sana, setiap pengunjung kecuali tim protokol kepresidenan RI harus melewati pemeriksaan keamanan yang ketat. Tidak jarang tim rombongan dari Indonesia menggerutu karena jengkel harus ikut diperiksa setiap kali keluar masuk Hilton Copacabana.
Bahkan, seorang Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pun harus melewati security check-in itu setibanya di hotel tersebut.
Kegiatan Prabowo selama di Rio dimulai, Minggu (17/11/2024). Pada siang hari setelah sampai di Brasil, dia langsung menggelar pertemuan secara bilateral dengan Sekjen PBB Antonio Guterres dan Presiden Tanzania Samia Suluhu Hassan, serta menghadiri Forum Bisnis Indonesia-Brasil yang diselenggarakan Kadin Indonesia.
Selanjutnya, di sela-sela KTT pada 18-19 November 2024, Prabowo turut bertemu dengan PM India Narendra Modi, Presiden Prancis Emmanuel Macron serta pemimpin-pemimpin negara MIKTA.
Pada setiap pertemuan itu, Prabowo selalu mengenakan peci hitamnya. Hanya pada beberapa momen saja wartawan mendapatinya tidak mengenakan peci hitam. Salah satunya saat dia bertolak dari Brasil menuju Inggris. Prabowo terlihat mengenakan topinya berwarna biru.
Pemandangan itu sempat hilang saat kunjungan kenegaraan beberapa presiden sebelumnya. Meski tak sepenuhnya hilang, baru kali ini peci hitam kembali dipakai konsisten oleh kepala negara di kunjungan kenegaraan.
Dari enam negara yang dikunjungi olehnya, serta puluhan pejabat hingga ningrat yang ditemuinya, satu yang tak lepas dari Prabowo di mata publik adalah peci hitamnya. Songkok hitam yang kerap dijadikan simbol nasionalisme itu konsisten dikenakan olehnya di setiap pertemuan formal dengan berbagai pimpinan negara maupun lembaga internasional.
Dari Gedung Putih hingga Istana Buckingham, sampai dengan duduk di meja bundar G20, Presiden berumur 73 tahun itu konsisten mengenakan peci hitam. Hal itu pun turut diikuti oleh menteri-menteri yang ikut mendampingi Prabowo di setiap kegiatan atau pertemuan. Khususnya, Menteri Luar Negeri Sugiono dan Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya yang melekat ke Prabowo dari China hingga UAE.
Yang jelas, debut Prabowo di G20 ditutup dengan kesepakatan negara-negara anggota atas isu yang dekat dengan perjalanan politiknya: isu kelaparan dan pangan. Isu yang kerap dibawanya sebagai janji politik sejak 2009, kendati baru 15 tahun setelahnya bisa dia mulai realisasikan. Meski dengan 'gagahnya' Prabowo menagih janji-janji negara maju di meja bundar G20, tentu menjaring kesepakatan di antara negara-negara tak semudah mengucapkan kata-kata. Kita tunggu lanjutannya.