Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AS Menentang Cakupan Serangan Udara Israel di Beirut

AS menentang cakupan serangan udara Israel di Beirut dalam beberapa pekan terakhir di tengah meningkatnya jumlah korban jiwa dan kekhawatiran akan eskalasi.
Asap mengepul di pinggiran selatan Beirut setelah serangan udara Israel menghantam Ibu Kota Lebanon tersebut pada 29 September 2024./Reuters-Amr Abdallah Dalsh
Asap mengepul di pinggiran selatan Beirut setelah serangan udara Israel menghantam Ibu Kota Lebanon tersebut pada 29 September 2024./Reuters-Amr Abdallah Dalsh

Bisnis.com, JAKARTA – Amerika Serikat menentang cakupan serangan udara Israel di Beirut selama beberapa pekan terakhir di tengah-tengah meningkatnya jumlah korban jiwa dan kekhawatiran akan eskalasi yang lebih luas yang melibatkan Iran.

Melansir Reuters, Rabu (16/10/2024), perintah evakuasi militer Israel juga mempengaruhi lebih dari 25% wilayah Lebanon, dua pekan setelah Israel memulai serangan ke bagian selatan Lebanon. Israel mengatakan serangan tersebut ditujukan untuk mendorong mundur Hizbullah.

Beberapa negara Barat telah mendorong gencatan senjata antara kedua negara bertetangga ini, dan juga di Gaza. Di sisi lain, AS mengatakan bahwa mereka terus mendukung Israel dan mengirimkan sistem anti-rudal serta pasukan.

Pada Selasa, juru bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller mengatakan bahwa Negeri Paman Sam ini telah menyampaikan keprihatinannya kepada pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu atas serangan-serangan yang terjadi baru-baru ini.

“Ketika menyangkut ruang lingkup dan sifat pengeboman yang kita lihat di Beirut selama beberapa minggu terakhir, ini adalah sesuatu yang kami jelaskan kepada pemerintah Israel bahwa kami prihatin dan kami menentangnya,” tegas Miller.

Secara terpisah, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan Kepala Pentagon Lloyd Austin menulis surat kepada para pejabat Israel pada hari Minggu untuk menuntut langkah-langkah konkret guna mengatasi situasi yang memburuk di Gaza dan meminta mereka untuk mengambil tindakan spesifik dalam waktu 30 hari.

Israel telah meningkatkan serangan terhadap Hizbullah sejak memulai serangan ke Lebanon usai membunuh para pemimpin dan komandan Hizbullah, termasuk sekretaris jenderal Hassan Nasrallah bulan lalu, yang merupakan pukulan terbesar bagi kelompok tersebut dalam beberapa dekade terakhir.

Sebelumnya, Netanyahu mengatakan kepada Presiden Prancis Emmanuel Macron bahwa ia menentang gencatan senjata sepihak. Netanyahu juga terkejut dengan rencana Macron untuk mengadakan konferensi tentang Lebanon.

“Sebuah pengingat untuk Presiden Prancis: Bukan keputusan PBB yang mendirikan Negara Israel, melainkan kemenangan yang diraih dalam Perang Kemerdekaan...,” kata kantor Netanyahu dalam sebuah pernyataan terpisah.

Istana Elysee tidak segera menanggapi permintaan komentar. Kedua pemimpin ini sebelumnya pernah berselisih, termasuk mengenai seruan Macron untuk menghentikan penjualan senjata ke Israel.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper