Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Biden vs Trump dalam Debat Pertama Capres AS: Saling Serang hingga Salah Ucap

Berikut beberapa hal-hal menarik dari debat Capres AS pada Kamis malam waktu setempat (28/6/2024).
Donald Trump vs Joe Biden/JIBI/Nancy Junita-Youtube
Donald Trump vs Joe Biden/JIBI/Nancy Junita-Youtube

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dari Partai Demokrat dan Donald Trump dari Partai Republik tampil di panggung untuk melontarkan argumen dan pandangannya. 

Dalam debat Presiden AS perdana yang dihelat Kamis malam waktu setempat (28/6/2024), kedua kandidat sempat saling menyerang karakter saingannya dan membahas melakukan perdebatan mengenai ekonomi. Adapun, sempat terjadi kesalahan penyebutan angka. 

Pertanyaan utama di dalam debat adalah bagaimana keduanya menghadapi pertanyaan, untuk kelayakan mereka dalam pekerjaan tersebut.

Trump, yang berusia 78 tahun pada awalnya ampak kuat dan energik dibandingkan Biden yang berusia 81 tahun, yang berbicara dengan suara serak, tersendat-sendat dan batuk secara teratur. Gedung Putih menuturkan bahwa presiden sedang menderita flu. 

Keduanya juga saling menyerang satu sama lain. Trump menuduh Biden menganiaya para veteran. Biden juga sempat menuturkan kepada Trump bahwa pesaingnya itu bodoh dan pecundang. Masing-masing menduga yang lain adalah penjahat. 

Adapun pertengkaran buruk antara keduanya terlihat dari awal, sejak mereka menghindari jabat tangan tradisional. . Biden sering menyebut Trump sebagai “orang ini” dan terkekeh mendengar beberapa pernyataan lawannya yang lebih hiperbolik.

Perdebatan Ekonomi

Kedua kandidat kemudian saling menyalahkan mengenai inflasi, yakni isu nomor satu yang ada di benak pemilih. 

Biden menuduh Trump meninggalkan ekonomi yang buruk sebagai tanggapan atas pertanyaan moderator tentang kenaikan harga yang dibayar oleh konsumen. Trump menjawab bahwa penanganan Biden terhadap pandemi COVID-19 adalah bencana dan mengatakan inflasi "benar-benar membunuh kita." 

Saat ini, para pemilih tampaknya lebih setuju dengan Trump daripada Biden. Jajak pendapat menunjukkan mereka lebih menyukai penanganan Trump terhadap ekonomi. 

Tantangan Biden dalam kesempatan tersebut adalah untuk memperjelas bahwa pemerintahannya adalah satu-satunya yang berhasil mengeluarkan negara dari lubang akibat pandemi. 

Beberapa Kesalahan Terjadi

Biden tampak sempat ‘kehilangan alur pikirannya’ ketika menjawab pertanyaan mengenai utang nasional. Suaranya beberapa kali terputus, dan juga menyebut “miliarder” sebagai “triliuner”, sebelum mengoreksi dirinya sendiri. 

Kemudian, saat berargumen bahwa orang kaya harus membayar lebih banyak pajak, ia tampak tidak mampu menyelesaikan kalimatnya, berhenti sejenak dengan canggung, sebelum mengakhiri pikirannya dengan cara yang terdengar tidak masuk akal. 

“[Reformasi pajak akan menghasilkan uang untuk membantu] memperkuat sistem perawatan kesehatan kita, memastikan bahwa kita mampu membuat setiap orang yang hidup sendiri memenuhi syarat untuk apa yang dapat saya lakukan dengan, dengan Covid-19, permisi, dengan menangani semua hal yang harus kita lakukan," tutur Biden sebelum berhenti sejenak, seperti dikutip dari Reuters, Jumat (28/6/2024). 

Biden kemudian sempat menuturkan bahwa pihaknya telah mengalahkan “medicare”, yang mungkin sebenarnya merujuk pada Covid-19. Trump kemudian menyerang soal penyebutan medicare ini. 

"Dia benar. Dia berhasil mengalahkan Medicare. Dia mengalahkannya sampai mati,” terangnya. 

Pemilihan Topik

Untuk diketahui, pihak CNN yang menyiarkan debat presiden AS di Atlanta tersebut telah menyajikan topik-topik yang ingin dibahas para kandidat. 

Pada minggu-minggu sebelum debat, para kandidat dan tim kampanye mereka secara terbuka mengisyaratkan apa yang ingin mereka bicarakan. Biden adalah hak aborsi, keadaan demokrasi, dan ekonomi. Kemudian Trump ingin berbicara mengenai imigrasi, keselamatan publik, dan inflasi.

Hal ini kemudian terwujud, dengan perdebatan dengan menanyakan tentang perekonomian, sebelum beralih ke aborsi dan imigrasi, kemudian membahas kebijakan luar negeri dan serangan terhadap Capitol pada 6 Januari 2021.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper