Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ketum PBNU: Gagasan Spiritual Ekologi Merupakan Kebutuhan Mendesak

Gagasan spiritual ekologi yang dimaksud adalah ketika umat manusia melihat lingkungan hidup dari sudut pandang spiritualitas. 
Presiden Jokowi menerima Ketum PBNU terpilih Yahya Cholil Staquf, di Istana Kepresidenan Bogor, Rabu (29/12/2021) - BPMI Setpres/Kris.
Presiden Jokowi menerima Ketum PBNU terpilih Yahya Cholil Staquf, di Istana Kepresidenan Bogor, Rabu (29/12/2021) - BPMI Setpres/Kris.

Bisnis.com, JAKARTA – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf mengatakan bahwa gagasan spiritual ekologi merupakan gagasan yang mendesak untuk dilakukan.

Dia menjelaskan gagasan spiritual yang dimaksud adalah ketika umat manusia melihat lingkungan hidup dari sudut pandang spiritualitas. 

Menurutnya, umat manusia tidak boleh melihat alam sebagai objek eksploitasi tetapi harus bertanggung jawab untuk memelihara dan merawatnya.

"Dalam ayat-ayat Al-Quran dinyatakan bahwa alam semesta bersama isinya ini diciptakan untuk kepentingan umat manusia, tapi ini tidak berarti kita boleh mengeksploitasinya. Sebagai khalifatullah mari kita bertanggung jawab dalam mengelola lingkungan demi kemaslahatan bersama," ujarnya melalui rilisnya, Sabtu (10/6/2023).

Salah satunya adalah kebutuhan air, dia menjelaskan dengan berada di kawasan Cincin Api Pasifik atau Ring of Fire sekaligus terbentang di sepanjang garis khatulistiwa membawa berkah tersendiri bagi Indonesia.

Penyebabnya, kondisi tersebut juga menempatkan Indonesia sebagai Negara yang rawan bencana, lantaran dikelilingi oleh rangkaian gunung berapi dan situs aktif seismik.

Oleh sebab itu, dia mengatakan diperlukan komitmen dalam menjaga keberlangsungan air hingga kemudian hari sehingga dapat memenuhi kebutuhan saat terjadi bencana. Apalagi, data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebutkan, sekitar 7 dari 10 sumber air rumah tangga tercemar limbah.

Kelangkaan air bersih dan sanitasi yang layak juga kerap menyertai daerah yang tingkat kemiskinan dan ketimpangannya tinggi. Jika kondisi ini tidak segera diubah, maka yang dikorbankan adalah generasi masa depan.

Yahya pun menyebut salah satu komitmen tersebut adalah dengan menggandeng Danone dalam program Positive Water Impact hingga 2030 nanti, dimana dalam komitmen tersebut perusahaan tersebut berupaya mengembalikan lebih banyak air ke alam dan masyarakat, daripada yang sudah dimanfaatkan.

Chief Executive Officer of Danone Indonesia Connie Ang menjelaskan sebagai manifestasi komitmen ini, perusahan mendukung LPBI PBNU dengan sebuah mobil instalasi pengolah air.

“Kami menyadari dalam bencana alam, aspek kunci yang perlu diperhatikan adalah kesehatan, di mana pemenuhan air minum yang sehat dan aman menjadi sangat penting bagi masyarakat," ujar Connie.

Sekadar informasi, Danone Indonesia menyerahkan Mobil Instalasi Pengolah Air kepada Nahdlatul Ulama (NU), melalui salah satu lembaganya, Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBI NU).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper