Bisnis.com, JAKARTA - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya tak ingin sesama warga Nahdliyin atau NU terpecah akibat pilihan politik.
Gus Yahya pun memilih agar menjaga netralitas NU dari politik praktis. Dengan begitu, lanjutnya, kondusifitas sesama warga dan masyarakat seluruhnya dapat terjaga.
"Kita berkonsolidasi untuk menjaga jangan sampai warga NU khususnya dan masyarakat umumnya terpecah-belah gara-gara politik. Sekarang ini pokoknya, yang penting kita ajak semua orang sudahlah, sampeyan mau pilih [siapa terserah]," ucap Gus Yahya seperti yang disiarkan kanal YouTube TVNU Televisi Nahdlatul Ulama, dikutip Selasa (16/5/2023).
Dia pun menegaskan, identitas NU tak boleh dimonopoli oleh satu pihak atau partai politik tertentu. NU, lanjutnya, untuk semua warga.
"Kita ini cuma bilang NU untuk semua, NU tidak hanya untuk satu partai politik saja, dan itu keputusan Muktamar, gitu lho," ujarnya.
Dia takut, jika NU secara organisasi menyatakan dukungan atau berpolitik praktis maka akan timbul ketidakadilan bagi warga yang punya pilihan politik berbeda.
Baca Juga
Oleh sebab itu, Gus Yahya menyatakan para elite politik atau warganya tak perlu meminta PBNU mencalonkan calon presiden (capres) untuk Pilpres 2024. NU, lanjutnya, bukan partai politik lagi.
"NU bukan parpol. Hei, kita ini tidak bisa mencalonkan presiden. Paham enggak? Kita ini bukan parpol. Kalaupun mau minta calon, minta sama partai jangan sama NU," jelasnya.
Di samping itu, Gus Yahya juga menyatakan NU akan terus waspada menyikapi dinamika politik jelang Pilpres 2024. Dia mengatakan NU akan bertindak jika diperlukan.
"Kita menjaga keselamatan, menjaga keutuhan bangsa dan negara. Sambil waspada, kalau pada satu titik diperlukan ya kita bertindak, apa boleh buat," ungkapnya.