Bisnis.com, JAKARTA - PT Bravo Satria Perkasa optimistis dapat terus mengembangkan bisnis bidang jasa pengamanan menyusul banyak perusahaan menerapkan sistem alih daya (out sourcing) untuk pengadaan tenaga security.
Direktur Utama Bravo Satria Perkasa (BSP), Joko Putro Nugroho Utomo, mengatakan perusahaan tersebut pada awal 2017 mengelola 13.150 tenaga security (satpam) dan pada akhir tahunnya meningkat menjadi 13.730 orang.
“Titik tertinggi pengelolaan sebanyak 14.275 satpam terjadi pada Februari 2017. Dengan demikian terjadi pertumbuhan yang cukup baik dari angka rata-rata kelolaan satpam tersebut,” katanya, Senin (26/2/2018).
Menurutnya, angka pertumbuhan itu cukup positif karena pada 2017 ada beberapa proyek korporat yang memasuki periode perpanjangan kontrak, sehingga berpotensi ada peralihan alih daya dari satu Badan Usaha Jasa Pengamanan (BUJP) ke BUJP lainnya.
Adapun dampak dari pertumbuhan kelolaan itu, lanjutnya, juga tercermin pada pertumbuhan nilai pendapatan bisnis BSP selama 2017 yang mencapai 12.6% yaitu menjadi Rp679 miliar dari Rp603 miliar pada tahun sebelumnya.
Potret bisnis BSP pada 2017, imbuhnya, dapat ditelaah dari laporan keuangan perusahaan yang meningkat menjadi Rp679 miliar dengan membukukan keuntungan bersih setelah pajak Rp5,9 miliar.
Dia menjelaskan perolehan keuntungan BSP pada 2017 dapat dikatakan mencapai Rp7,8 miliar. Namun, karena managemen melanjutkan kerja sama dengan Perusahaan Pengelola DPLK Manulife Indonesia untuk mengelola dan menjamin ketersediaan dana pesangon karyawan pada saat dibutuhkan.
“Konsekuensi dari program ini adalah kami telah menabung premi sebesar Rp1,9 miliar lagi selama 2017,” ujarnya.
Joko menyatakan berterima kasih kepada seluruh tim BSP yang telah mengantarkan BSP menjadi perusahaan besar yang fokus di bidang jasa pengamanan yang terus tumbuh dan berkembang dari tahun ke tahun.