Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mengolah Sampah di Denpasar jadi Bernilai

Dunia seakan berbalik ketika membicarakan sampah di Kota Denpasar. Jika dulu, masyarakat memandang sampah sebagai sesuatu tidak berguna dan harus dijauhkan karena bau busuk dan sumber penyakit. Kota Denpasar kini mendefinisikan sampah sebagai komoditas.
Lokasi pengurugan sampah di TPA Suwung./Bisnis-Feri Kristianto
Lokasi pengurugan sampah di TPA Suwung./Bisnis-Feri Kristianto

Kabar24.com, DENPASAR--Dunia seakan berbalik ketika membicarakan sampah di Kota Denpasar. Jika dulu, masyarakat memandang sampah sebagai sesuatu tidak berguna dan harus dijauhkan karena bau busuk dan sumber penyakit. Kota Denpasar kini mendefinisikan sampah sebagai komoditas.

Setidaknya anggapan itu sudah dibuktikan oleh sekitar 37 bank sampah di Kota Denpasar. Sampah tidak hanya menjadi sesuatu yang harus ditangani oleh Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan dalam menangani kebersihan di Kota Denpasar. Sampah kini merupakan sebuah komoditas ekonomis serta bermanfaat yang menjadi produk transaksi masyarakat.

Lihat saja yang dilakukan oleh Bank Sampah Dhana Lestari yang bentukan masyarakat Banjar Dangin Peken, Desa Pakraman Intaran. Oleh Dhana Lestari, sampah dijadikan dihargai dalam sejumlah uang tertentu. Bahkan, seperti era sekarang yang semua serba digitalisasi, bank sampah ini mengadopsi sistem daring untuk layanan transaksi tabungan bank sampah.

Manager Bank Sampah Dhana Lestari Ni Wayan Sri Sutari menuturkan setiap masyarakat menyetor sampah terutama sampah plastik di titik-titik tertentu seperti balai banjar. Adapun produk sampah dari rumah tangga yang bisa dinilai seperti kertas, botol dan kantong plastik, bungkus mie instan dan minuman, besi.

Sampah itu akan ditimbang dan ditaksir nilainya sesuai harga di pasaran atau pengepul. Masyarakat yang menjual sampahnya akan mendapatkan uang sesuai dengan nilai sampah yang mereka tukarkan.

Hanya saja, hasil pembelian tidak diberikan dalam bentuk tunai tetapi langsung ditransfer menggunakan sistem daring. Untuk mengetahui saldo, penyetor harus mengunduh terlebih dulu aplikasi khusus sistem Zis online yang sudah terhubung dengan server khusus Bank Sampah Dhana Lestari.

Aplikasi tersebut kemudian menyimpan saldo milik penyetor sampah yang kemudian mirip tabungan dengan mengadopsi sistem online. Saldo milik penyetor dapat digunakan untuk pembelian pulsa listrik, pulsa gawai, transfer antar nasabah bank sampah hingga pembayaran online merchant bank sampah.

“Semua transaksi tersebut dapat digunakan oleh nasabah secara mandiri melalui aplikasi vip mobile untuk android, sms, dan web,” kata Sutari, Selasa (6/2/2018).

Menurutnya, pengelolaan Bank Sampah di Bank Sampah Dhana Lestari melibatkan CSR dengan sistem terpadu pengelolaan sampah dengan layanan keuangan mikro berbasis teknologi infromasi. Sistem ini tidak saja menjadikan sampah sebagai benda bernilai ekonomis, tetapi lebih dari itu membantu masyarakat mengadopsi digitalisasi dalam bertransaksi

Jika Bank Sampah Dhana Lestari menjadikan sampah sebagai alat transaksi digital, lain halnya Bank sampah Garuda Wastu Lestari (GWL) Denpasar. Pendiri bank sampah GWL Ni Wayan Riawati mengungkapkan produk daur ulang sampah plastik kemasan kopi dan aneka minuman yang mengandung alumunium foil dari komunitasnya diminati oleh warga di Swiss.

Adapun barang-barang yang diproduksi seperti tempat pensil, tas dan trendy bag untuk ibu-ibu jika hendak berbelanja di pasar. Harga untuk barang kerajinan daur ulang ini sangat bervariasi, mulai dari Rp20 ribu hingga ratusan ribu rupiah. Harga ini tergantung jenis barang kerajinan.

“Harga produk yang kami tawarkan bermacam-macam, kalau tempat pensil, kisarannya Rp20 ribu - Rp35.000, travel bag, harganya mencapai Rp700.000, karena banyak memerlukan bahan dan lamanya waktu pengerjaannya,” ujarnya.

Masalah sampah merupakan masalah klasik yang perlu diperhatikan dan segera diatasi begitu juga di Kota Denpasar. Dimana jenis sampah yang dikeluarkan oleh industri maupun masyarakat adalah jenis organik dan non organik. Sampah non organik tidak bisa terurai secara alamiah tetapi perlu tindakan manusia untuk mengolahnya yaitu dengan mendaur ulang sampah non organik, salah satunya adalah sampah plastik atau dikenal dengan limbah plastik.

Data Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Denpasar volume sampah di ibu kota pada hari normal sebanyak 3.200 meter kubik per hari. Jumlah yang diangkut dari 13 depo sampah di kota berpenduduk sekitar 400.000 jiwa ini. DLHK Denpasar sebenarnya memiliki sebanyak 1.400 orang tenaga kebersihan tetapi dirasa masih kurang menghadapi “serbuan” sampah. Di Denpasar, masih ada inovasi yang ditempuh oleh salah satu perusahaan dengan menghadirkan ATM sampah pada 2015. Hanya saja kini keberadaanya tidak jelas.

Wali Kota Denpasar Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra mengakui keberadaan bank sampah sangat membantu pemda dalam memerangi sampah khususnya plastik. Diakuinya, inovasi bank sampah mulai dari ekspor hingga berkolaborasi dengan perbankan, merupakan proses kreatif yang perlu didukung. Menurutnya, langkah-langkah seperti itu patut diacungi jempol karena membantu secara langsung pemda dalam menangani persoalan klasik dan turun temurun ini.

“Bank Sampah ini selain sebagai penyelamat lingkungan juga ada konsep menabung,” jelasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Feri Kristianto
Editor : Rustam Agus

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper