Bisnis.com, JAKARTA - Kampanye Forum Rakyat Bali Tolak Reklamasi (ForBALI) dinilai mulai mengarah ke separatisme.
"Saya prihatin melihat kampanye Forum Rakyat Bali Tolak Reklamasi. Aktivitas penentang reklamasi Teluk Benoa itu perlu diusut.," ujar Politikus PDI Perjuangan yang juga Anggota Komisi I DPR, TB Hasanuddin di Jakarta, Senin (12/9/2016).
"Ini sesuatu yang aneh dan perlu pengusutan secara tuntas. Penegak Hukum dan pakar sosial harus serius melakukan penyidikan agar itu tidak berkembang luas," kata Hasanuddin dalam keterangan tertulisnya.
Kapolda Bali sebelumnya menduga adanya kerterkaitan antara pernyataan akun twitter @banaspati2001 dan @bali_merdeka dengan aksi penurunan Bendera Merah Putih oleh ForBali yang diteruskan dengan aksi pembakaran ban di 12 titik wisata dan keramaian.
Benang merah tersebut terlihat saat aktivis Forbali Putu Gent berkali-kali menyuarakan pesan bernada separatisme di akun facebooknya. Pada tanggal 12 Agustus, Putu menulis "Salam BTR...... hari kemerdekaan tapi Bali konden merdeka.... kibarkan bendera Forbali".
Sementara di Hari Kemerdekaan RI 17 Agustus lalu, dia menulis "Bali belum merdeka karena FORBALI masih memperjuangkan Kemerdekaan Bali".
Sentimen senada disuarakan aktivis Forbali lainnya seperti, Hadi Joban yang pada 12 Juli menulis status Facebook "Merdeka dari NKRI harga mati!"
Namun Hadi Joban menegaskan dirinya bukanlah seorang separatis. Dia mengaku sangat mencintai NKRI. (Baca juga Hak Jawab Hadi Joban)*
Terkait penggunaan media sosial untuk menyebarkan pesan-pesan tersebut, TB Hasanuddin menilai sebagai bukti bahwa UU ITE harus diberlakukan secara tegas.
Menurut dia, sudah waktunya Indonesia memiliki badan siber sendiri.
"Tegakkan UU ITE secara tegas dan terapkan tanpa pilih bulu," kata TB Hasanuddin.
Kepala Polda Bali Irjen Pol Sugeng Priyanto mengatakan, ada dua hal yang menjadi alasan bagi polisi untuk menangkap I Gusti Putu Dharmawijaya, seorang aktivis Forum Rakyat Bali Tolak Reklamasi (ForBALI), pada Rabu (7/9) malam.
Menurut Sugeng, Dharmawijaya atau Gung Omleth telah terbukti menurunkan bendera Merah Putih di Gedung DPRD Bali dalam aksi unjuk rasa oleh ForBALI pada 25 Agustus 2016. Selain itu, dalam aksi ForBALI juga terjadi pembakaran di 12 titik.
"Dalam unjuk rasa tersebut ada kejadian yang cukup penting menurut saya. Pertama pembakaran dan di 12 titik, kedua penurunan bendera Merah Putih," kata Sugeng, Kamis (8/9).
*) Catatan redaksi: Berita ini diperbarui pada 15/12/2016 sesuai Risalah Penyelesaian yang dimediasi Dewan Pers pada Kamis, 8 Desember 2016 di Kantor Dewan Pers.