Kabar24.com, JAKARTA--Calon Ketua DPR yang ditunjuk Fraksi Partai Golkar, Ade Komaruddin mengakui bahwa setahun terakhir lembaga legislatif tersebut kurang produktif dan lebih banyak menjalankan fungsi pengawasan yang tidak konstruktif.
Menurutnya, akibat fungsi pengawasan yang berlebihan maka yang muncul adalah kegaduhan. Akibat dari kegaduhan itu, ujarnya, tingkat produktifitas lembaga tersebut menjadi berkurang seperti dalam hal produk undang-undang.
"Setahun ini DPR kurang produktif di bidang legislasi, tapi lebih banyak ke pengawasan. Ke depan pengawasan perlu kita batasi, bukan untuk melarang atau mengurangi, tapi pengawasan yang konstruktif," ujarnya.
Bahkan dia menegaskan bahwa dalam hal pengawasan sebenarnya anggota DPR tidak usah disuruh karena memang sudah tugasnya. Apalagi, mengawasi maupun mengorekasi satu kebijakan sangat mudah untuk dilakukan.
"Pengawasan tidak saja harus konstruktif, namun juga bersifat solutif dalam arti memberikan manfaat," ujarnya.
Terkait soal kepemimpinan di DPR setelah Ketua DPR Setya Novanto mengundurkan diri karena dinilai telah melanggar etika, Ade mengatakan kalau tidak ada halangan, dirinya akan dilantik pada 11 Januari mendatang.
"InsyaAllah saya 11 Januari (2016) akan dilantik sebagai Ketua DPR menggantikan saudara Setya Novanto," ujarnya pada acara peresmian pilot project pengembangan dan pembinaa Usaha Mikro Kecil dan Menengah bekerjasama dengan Perum Jamkrindo di Purwakarta, Sabtu (19/12/2015).
Dia menyebutkan bahwa sebagai juru bicara kelembagaan di DPR, dirinya akan mengarahkan pengawasan yang konstruktif dan solutif, bukan destruktif.
"Itu berlaku untuk semua komisi dan alat kelengkapan dewan, termasuk Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD). Jangan lupa rakyat memberikan amanah. Jangan lupa rakyat pemilik kedaulatan," ujarnya kepada wartawan.
Ade Komarudin: Pengawasan DPR Harus Konstruktif dan Solutif
Calon Ketua DPR yang ditunjuk Fraksi Partai Golkar, Ade Komaruddin mengakui bahwa setahun terakhir lembaga legislatif tersebut kurang produktif dan lebih banyak menjalankan fungsi pengawasan yang tidak konstruktif.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : John Andhi Oktaveri
Editor : Rustam Agus
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
13 jam yang lalu
Ada yang Masuk & Borong Jumbo Saham PGAS Jelang Tutup 2024
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
50 menit yang lalu
KPK Duga Pengadaan LNG Pertamina 2013-2014 Tidak Disertai Kajian dan Studi
3 jam yang lalu
Legislator PKS Protes Sekolah Internasional Kena PPN 12%
5 jam yang lalu