Bisnis.com, JAKARTA - Umat Islam akan merayakan Idulfitri dan tentunya mengerjakan salat Id yang berhukum sunah muakkad. Mereka akan berbondong-bondong menunaikan shalat di mesjid-mesjid dan tanah lapang. Dasar hukum untuk shalat ini adalah firman dan hadist sebagai berikut:
Ddi dalam Al Quran Allah SWT berfirman:
“Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu, dan berkorbanlah.” (QS. Al Kautsar: 3)
Dan hadits Nabi Muhammad saw.:
“Rasulullah saw., Abu Bakar, Umar melakukan shalat dua hari raya sebelum khutbah dilaksanakan.” (Muttafaq ‘Alaih)
Shalat hari raya adalah shalat yang berjumlah du’a raka’at, dan sunah dengan berjama’ah, serta dikerjakan sebelum khutbah. Akan tetapi, bagi orang yang mengerjakan ibadah haji disunahkan mengerjakannya tanpa berjama’ah. Bagi orang yang mengerjakannya tanpa berjama’ah tidak disunahkan melakukan khutbah setelahnya. Adapun tempat melaksanakan shalat ‘idain adalah masjid.
WAKTU PELAKSANAAN
Pelaksanaan shalat hari raya dimulai saat matahari terbit sampai dengan tergelincir, dan yang paling utama adalah mengerjakannya ketika matahari sudah naik kira-kira satu tombak dalam pandangan mata.
SUNAH DI HARI RAYA
Kesunahan yang dapat dilakukan pada saat hari raya adalah:
1. Melantunkan takbir
Kesunahan ini dimulai sejak terbenamnya matahari hari raya Idulfitri dan Iduladha, dan berakhir ketika imam memulai shalat ‘id. Hanya saja, pada hari raya Iduladha tetap disunahkan melantunkannya setiap selesai mengerjakan shalat fardlu, shalat rawatib, shalat sunah mutlak, dan shalat janazah. Kesunahan ini berlangsung sampai waktu Ashar tanggal tiga belas Dzulhijjah.
Catatan:
a. Takbir yang disunahkan pada setiap selesai shalat disebut takbir muqayyad.
b. Takbir yang disunahkan tidak pada setiap shalat disebut takbir mursal.
Adapun bacaan takbir yang dimaksud adalah:
2. Mandi dengan niat untuk melaksanakan shalat hari raya:
3. Berangkat pagi-pagi, kecuali bagi imam disunahkan berangkat ketika shalat hendak dilaksanakan.
4. Berhias diri dengan memakai parfum, pakaian yang bagus, memotong kuku, serta menghilangkan bau yang tidak sedap.
5. Menempuh jalan yang berbeda ketika berangkat dan pulang.
6. Makan terlebih dahulu sebelum berangkat shalat Idulfitri, sedangkan pada Iduladha, sunah melakukan shalat terlebih dahulu.
7. Tahniah (ungkapan suka cita) atas datangnya hari raya disertai dengan berjabat tangan.
8. Menjawab ucapan suka cita (tahni’ah).
Teknis Pelaksanaan Shalat dan Khutbah Hari Raya Idulfitri
1. Ketika imam sampai di masjid, muraqi segera berdiri untuk memberi aba-aba dimulainya shalat.
2. Imam segera menuju mihrab (tempat imam), lalu niat shalat disertai takbiratul ihram.
3. Setelah takbiratul ihram, dilanjutkan membaca do’a iftitah, kemudian melakukan takbir sebanyak tujuh kali pada raka’at pertama, dan lima kali pada raka’at kedua. Lalu, membaca tasbih di sela-sela takbir:
4. Setelah selesai melakukan takbir ketujuh, dilanjutkan membaca ta’awwudz, surat Al Fatihah dan surat-surat yang disunahkan; seperti surat Qaf atau Al A’la pada raka’at pertama, dan surat Al Qamar atau surat Al Ghasyiyah pada raka’at kedua.
5. Selesai melaksanakan shalat, muraqi segera berdiri untuk memberi aba-aba dimulainya khutbah, disusul dengan membaca shalawat sambil menyerahkan tongkat.
6. Setelah itu, khotib menuju mimbar khutbah.
7. Kemudian muraqi membaca do’a:
8. Selesai do’a, khotib mengucapkan salam kemudian duduk.
9. Lalu, muraqi membaca takbir sebanyak tiga kali:
10. Kemudian, khotib melaksanakan khutbah pertama. Selesai khutbah, khotib duduk sejenak, disusul muraqi membaca shalawat.
11. Selesai duduk, khotib melanjutkan dengan khutbah kedua sampai selesai.