Bisnis.com, JAKARTA - Allahu akbar... Allahu akbar... Allahu akbar, laa ilaha illallahu wallahu akbar, Allahu akbar wa lillaahil hamdu. Gema takbir terdengar di mana-mana, mengumandangkan takbir kepada dzat yang maha besar.
Subhanallah, 2 hari lagi akan menjadi malam yang penuh dengan pujian pada Allah SWT. Di setiap mushala dan masjid saling sahut menyahut menyeru takbir menyambut hari raya Idulfitri 1434 H.
Arti dari takbir itu sendiri adalah “Allah Maha Besar... Allah Maha Besar... Allahu Akbar, tidak ada sesembahan yang benar kecuali Allah, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar dan untuk Allah segala pujian“.
DALIL TAKBIR
Syaikh Ali bin Hasan bin Ali Abdul Hamid Al-Halabi Al-AtsariAllah Ta’ala berfirman: “Dan hendaklah kalian mencukupkan bilangannya dan hendaklah kalian mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepada kalian mudah-mudahan kalian mau bersyukur. Telah terdapat riwayat “Nabi Shalallahu ‘alaihi wassalam pernah keluar pada hari raya Idulfitri beliau bertakbir ketika mendatangi mushalla sampai selesainya shalat apabila shalat telah selesai maka beliau menghentikan takbirnya.” (Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah dalam al Mushannaf al Muhamili dalam Shalatul ‘Idain dgn sanad sahih tetapi mursal.)
Riwayat tersebut memiliki syahid yang menguatkan riwayat tersebut. Lihat Silsilah al Ahadits ash Shohihah. Takbir pada Idulfitri dimulai pada waktu keluar menunaikan shalat Id).
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah ditanya tentang waktu takbir pada dua hari raya maka beliau rahimahullah menjawab: Segala puji bagi Allah pendapat yang paling benar tentang takbir ini yang jumhur salaf dan para ahli fiqih dari kalangan sahabat serta imam berpegang dengannya adalah: Hendaklah takbir dilakukan mulai dari waktu fajar hari Arafah sampai akhir hari Tasyriq (tanggal 11, 12, 13 Dzulhijjah) dilakukan tiap selesai mengerjakan shalat dan disyariatkan bagi tiap orang untuk mengeraskan suara dalam bertakbir ketika keluar untuk shalat Id.