Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Trump Larang Harvard Terima Mahasiswa Asing, Ribuan Mahasiswa 'Digantung'

Nasib mahasiswa asing Universitas Harvard menghadapi ketidakpastian usai Presiden AS Donald Trump cabut kemampuan Harvard menerima mahasiswa dari Luar Negeri.
Presiden AS Donald Trump berpidato setelah pengambilan sumpah jabatan sebagai Presiden ke-47 AS di US Capitol, Washington, Amerika Serikat pada Senin (20/1/2025). / Pool via Reuters-Kenny Holston
Presiden AS Donald Trump berpidato setelah pengambilan sumpah jabatan sebagai Presiden ke-47 AS di US Capitol, Washington, Amerika Serikat pada Senin (20/1/2025). / Pool via Reuters-Kenny Holston

Bisnis.com, JAKARTA – Ribuan mahasiswa asing Harvard University menghadapi ketidakpastian setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mencabut kemampuan Harvard menerima mahasiswa dari Luar Negeri.

Mengutip Reuters, Harvard kini memiliki hampir 7.000 mahasiswa internasional, mewakili sebanyak 27% dari total pendaftarannya. Keputusan Trump pun kemudian diblokir sementara oleh seorang hakim di AS, hanya beberapa jam setelah Harvard mengajukan gugatan di peradilan Federal Boston.

Sebagai informasi, sejak Trump menjabat pada Januari 2025 lalu, Dia telah menyerang universitas Ivy League, termasuk Harvard, dengan menuduh mereka mendorong ideologi anti-Amerika, Marxis, dan “radikal kiri.”

Meskipun universitas lain mungkin akan tertarik untuk menerima mahasiswa selevel Harvard, menampung mereka dalam jumlah besar tidak akan mudah mengingat hanya tersisa tiga bulan hingga tahun ajaran baru dimulai.

Mimpi Buruk bagi Mahasiswa

Seorang mahasiswa asal Jerman yang sedang menempuh magister administrasi publik, Michael Gritzbach, menggambarkan keputusan tersebut sebagai mimpi buruk terutama bagi mereka yang sudah menabung bertahun-tahun atau telah menerima beasiswa.

Menurutnya, jika pengadilan memenangkan pihak mahasiswa, belum tentu para mahasiswa asing dapat melanjutkan studi di Harvard. 

“Kita tidak tahu apakah pemerintah akan menerima keputusan itu, atau apakah seluruh prosesnya akan terlalu lama bagi kami untuk bisa merespons tepat waktu,” jelasnya. 

Seorang mahasiswa asal Inggris dari Universitas Cambridge yang dijadwalkan memulai studi magisternya di Harvard School of Education pada September, tidak menyangka bahwa pemerintahan Trump benar-benar akan melarang mahasiswa internasional.

Mahasiswa tersebut, yang secara rutin berkomunikasi dengan mahasiswa internasional lain yang diterima di Harvard, mengatakan bahwa mayoritas dari mereka sepakat bahwa kini mereka tak bisa melakukan apa-apa.

“Secara jujur, saat ini kami tidak bisa melakukan apa-apa,” tuturnya. 

Penundaan Visa 

Berbicara sebelum intervensi dari hakim AS pada hari Jumat, para mahasiswa internasional mengatakan bahwa mereka sudah menghadapi penundaan dalam proses aplikasi visa AS mereka sejak hari Kamis.

Kemudian, menurut grup pesan pribadi mahasiswa asing yang dilihat oleh Reuters, seorang mahasiswa diberitahu oleh pewawancara visa bahwa permohonan visa mereka ditangguhkan untuk proses administratif tambahan karena perkembangan terbaru. Padahal dokumen yang diperlukan sudah lengkap. Mereka diberitahu bahwa proses ini bisa memakan waktu hingga 60 hari.

“Semuanya masih dalam ketidakpastian sekarang, dan kami hanya bisa menunggu dan melihat,” ujar mereka.

Mahasiswa Harvard asal Pakistan yang juga menjabat sebagai salah satu ketua badan mahasiswa, Abdullah Shahid Sial, mengatakan bahwa beberapa mahasiswa sudah mempertimbangkan untuk pindah ke universitas lain.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper