Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IN MEMORIAM LEE KUAN YEW: Kalah dari Melayu, Lee Sarankan Warga Keturunan China Poligami

Lee Kuan Yew (91), Bapak Bangsa Singapura yang wafat pada 23 Maret 2015, terkenal dengan sikap kontroversinya. Salah satunya menyarankan warga keturunan China berpoligami.
Lee Kuan Yew bersama istrinya Kwa Geok Choo pada tanggal 1 Mei 2006/Reuters-Nicky Loh
Lee Kuan Yew bersama istrinya Kwa Geok Choo pada tanggal 1 Mei 2006/Reuters-Nicky Loh

Kabar24.com, JAKARTA - Lee Kuan Yew (91), Bapak Bangsa Singapura yang wafat pada 23 Maret 2015, terkenal dengan sikap kontroversinya. Salah satunya menyarankan warga keturunan China berpoligami.

Bagaimana asal muasal ide tersebut? Ceritanya, pada Januari 1987 Lee menyoroti rendahnya angka kelahiran kelompok keturunan China di Singapura. Angkanya hanya 76,5%, sementara etnis Melayu mencapai 107% dan India 93%.

JANGAN LEWATKAN:  SBY Terkenang dengan Ucapan Lee yang Mengejutkan

Lee yang berkuasa sejak 1959, menyebut keengganan lelaki China Singapura berpoligami menjadi penyebab kecilnya pertumbuhan populasi etnis Cina.

Di hadapan mahasiswa Universitas Nasional Singapura, dia memberi contoh Perdana Menteri Jepang Kakuei Tanaka yang juga mendapat anak dari gundiknya. "Semakin banyak orang seperti Tanaka ada di Jepang, saya percaya semakin dinamislah masyarakat Jepang," ucap Lee yakin.

Kontan Lee diprotes banyak pihak, termasuk dari kelompok Aware (Association of Women for Action and Research) Singapura. Kelompok itu memperingati Lee adanya piagam wanita bahwa yang diperbolehkan melakukan poligami hanya pemeluk agama Islam. Begitu juga hukum perkawinan Singapura melarang non-muslim melakukan poligami.

Menurut statistik pemerintah, jumlah penduduk Singapura pada 2009 sebanyak 4,99 juta jiwa. Pada 2008, tingkat kelahiran total hanya 1,28 anak setiap wanita, terendah ketiga di dunia dan di bawah batas 2,1 yang dibutuhkan untuk mengganti populasi pada masa depan.

Menanggapi aneka protes, dia hanya menjawab enteng. "Saya tahu bagaimana mengajukan kebijakan tak populer dengan cara tertentu, sehingga menjelang pemilu rakyat menyadari itu perlu dan bermanfaat. Karena itu, mereka memilih kami lagi," ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Yusran Yunus
Sumber : Tempo.co
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper