Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah mengimbau kepada masyarakat Indonesia untuk berhati-hati apabila berencana ataupun baru saja melakukan perjalanan ke kawasan Timur Tengah menyusul merebaknya penyebaran virus MERS-Cov yang dapat menyebabkan kematian.
Meski masih dalam penyelidikan, seorang warga Medan berinisial US (54) meninggal dunia seusai pulang menunaikan ibadah umrah, diduga karena terjangkit virus Middle East Respitatory Syndrome Coronavirus (MERS-Cov).
Dinas Kesehatan Provinsi Sumatra Utara langsung melakukan investigasi kepada biro perjalanan dan peserta umrah yang bersamaan dengan US.
Apa itu sebenarnya virus MERS-Cov, apakah sama dengan virus SARS? Berikut penjelasan Kementerian Kesehatan:
Middle East Respiratory Syndrome (MERS) merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh corona virus yang disebut Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-Cov), yang pertama kali dilaporkan pada tahun 2012 di Arab Saudi.
Virus ini berbeda dengan coronavirus lain yang telah ditemukan sebelumnya, sehingga kelompok studi corona virus dari Komite Internasional untuk Taksonomi Virus memutuskan bahwa novel corona virus tersebut dinamakan sebagai MERS-Cov.
Virus ini tidak sama dengan corona virus penyebab Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS), namun mirip dengan corona virus yang terdapat pada kelelawar.
Pada kurun waktu tiga bulan, sejak April s.d Juni 2013, jumlah infeksi MERS-Cov di dunia tercatat sebanyak 64 kasus (Saudi Arabia 49 kasus, Italia 3 kasus, United Kingdom 3 kasus, Perancis 2 kasus, Jordania 2 kasus, Qatar 2 kasus, Tunisia 2 kasus, dan Uni Emirat Arab 1 kasus) dengan 38 kematian.