Bisnis.com, PADANG - Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Sumatra Barat mendorong petani sawit memiliki karakter wiraswasta untuk mendongkrak pendapatan dan meningkatkan kesejahteraan petani.
Ketua Gapki Sumbar Zainal Arifin mengatakan karakter tidak unggul menjadi persoalan serius masyarakat petani sawit di Sumbar selama ini. Akibatnya, kesejahteraan petani sulit tercapai.
"Persoalan petani itu adalah karakter, maka petani juga mesti memiliki karakter wiraswasta," katanya kepada Bisnis, Rabu (19/2/2014).
Menurutnya, selama ini petani banyak yang gagal dalam merencanakan belanja rumah tangga dan investasi, misalnya saat penghasilan meningkat, konsumsi seketika meningkat.
Bahkan barang-barang yang tidak perlu ikut dibeli sehingga ketika penghasilan jatuh, petani kesulitan untuk bangkit.
"Manajemen rumah tangga banyak yang lalai. Padahal petani punya kebun yang cukup, tetapi karena tidak terkelola dengan baik, hasilnya tidak maksimal," katanya.
Zainal mencontohkan petani binaan di bawah Gapki di Kabupaten Solok Selatan dan Dharmasraya, masih banyak yang tidak mengerti manajemen dan teknis bertani. Mereka masih menanam sawit untuk kebun dengan bibit yang tidak terjamin mutunya, begitu juga pengelolaan uang hasil kebun habis hanya untuk keperluan sesaat.
"Makanya petani perlu diberi pelatihan," katanya menyoal pelatihan kepada petani sawit yang diberikan Gapki Sumbar secara berkelanjutan.
Dia mengakui dampak dari pelatihan tersebut tidak serta merta merobah perilaku petani. Tetapi secara bertahap masyarakat petani mulai mengikuti pola-pola modern.
"Modern bukan berarti peralatannya canggih. Tetapi penanaman, mulai dari pemilihan bibit, sampai menginvestasikan uang hasil kebun secara matang dan proporsional," ujarnya.
Dia mengatakan saat ini sudah lebih dari 500 petani sawit di Sumbar yang mendapatkan pembinaan dan pelatihan dari Gapki. Program yang sudah dimulai sejak 2001 itu katanya akan terus dipertahankan.
Zainal berharap petani yang sudah mendapatkan pembinaan bisa menjadi contoh bagi petani lain di sekitarnya. "Memang tidak instan. Tetapi saya yakin, beberapa tahun yang akan datang karakter petani akan berobah menjadi modern. Dan petani akan menikmati dampak kesejahteraan dari hasil kerjanya," ucapnya.