Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekspor Sumbar Pada 2013 Turun 6,5%

Nilai ekspor dari Sumatra Barat melalui pelabuhan Teluk Bayur dan Bandara Internasional Minangkabau (BIM) pada 2013 tercatat US2,20 miliar, atau turun 6,54% dari tahun sebelumnya yang mencapai US2,36 miliar.

Bisnis.com, PADANG --Nilai ekspor dari Sumatra Barat melalui pelabuhan Teluk Bayur dan Bandara Internasional Minangkabau (BIM)  pada 2013 tercatat US2,20 miliar, atau turun 6,54% dari tahun sebelumnya yang mencapai US2,36 miliar.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumbar menunjukkan nilai impor juga mengalami penurunan 16,73% dari US1,24 miliar pada 2012, menjadi US1,03 miliar pada 2013.

Yomin Tofri, Kepala Data Badan Pusat Statistik BPS Sumbar mengatakan penurunan terjadi akibat penurunan harga komoditi akibat menguatnya dolar Amerika terhadap rupiah.

"Kalau volume ekspor tidak turun, malah naik. Hanya, karena komoditi kita yang utama adalah CPO dan karet, sementara harganya anjlok, maka nilai ekspornyo juga turun," katanya kepada Bisnis, Senin (3/2/2014).

Dia mengatakan ekspor Sumbar masih didominasi ekspor nonmigas yang komoditinya antara lain lemak dan minyak nabati atau CPO yang menyumbang hingga US1,32 miliar, turun dari tahun sebelumnya sebesar 6,89%.

Selain itu, komoditi lainnya adalah karet dan barang dari karet berkontribusi sebesar US611,2 juta atau turun 17,29%. Bahan bakar mineral menyumbang US81,3 juta atau naik 84,81% dari tahun 2012 yang menyumbang sebesar US44 juta.

Kemudian komoditi kakao naik 10,03% menjadi US35 juta, industri makanan naik 41,72% atau menyumbang ekspor sebesar US45 juta, dan kopi, teh, dan komoditi rempah-rempah yang naik 47,13% menjadi US20 juta.

Sementara itu, untuk negara tujuan ekspor, Yomin menyebutkan Amerika Serikat, Singapura, India, dan China masih menjadi negara prioritas utama.

"Rata-rata terjadi penurunan ekspor ke negara-negara tersebut. Amerika turun 13%, Singapura 40,22%, China 35,11%, dan India malah meningkat sebesar 3,52%," paparnya.

Untuk impor, Sumbar masih memprioritaskan impor golongan bahan bakar mineral yang mencapai US950,3 juta tahun lalu. Angka itu mengalami penurunan 6% dari impor 2012 yang mencapai US1,01 miliar.

Yomin menyebutkan impor terbesar berasal dari Singapura yang mencapai US732,7 juta turun 24,18%, dan dari Malaysia sebesar US211 juta. Sisanya dari India, Thailand, Amerika Serikat, dan China.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Heri Faisal

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper