Bisnis.com, JAKARTA - Pengusaha Korea menyatakan masih mempercayai potensi investasi sektor industri di Indonesia meski ekonominya sedang bergejolak.
Untuk membaca peluang investasi itu, The World Federation of Overseas Korean Traders Association (OKTA) akan mendatangkan 700 pengusaha seluruh dunia ke Bali dalam konferensi World OKTA Economic Forum pada 24 Oktober 2013.
Woo Jae Kim, Chairman World Federation OKTA, mengatakan hingga kini Korea masih mempercayai iklim bisnis di Indonesia. Untuk itu pihaknya mengajak para anggotanya untuk menanamkan modal melalui berbagai sektor industri.
"Korea memang paling percaya dengan Indonesia, begitu juga dunia [percaya Indonesia]. Dengan mendatangkan 700 CEO itu, saya berharap mereka bisa menangkap lebih cepat [peluang investasi] karena industri Indonesia banyak," katanya usai bertemu Menteri Perindustrian M. S Hidayat, di kantor Kemenperin, Jumat (13/9/2013).
Terkait berapa besar potensi investasi Korea terhadap Indonesia, Kim belum dapat mengungkapkan nilainya.
"Saya kira banyak [potensi investasi] karena Indonesia dalam 30 tahun sangat kuat. Orang luar negeri investasinya juga banyak. Kami tunggu pengusaha-pengusaha kumpul, untuk itu kami berharap supaya mereka banyak tertarik industri Indonesia," katanya.
Korea Percaya Iklim Bisnis Di Indonesia Masih Oke
Bisnis.com, JAKARTA - Pengusaha Korea menyatakan masih mempercayai potensi investasi sektor industri di Indonesia meski ekonominya sedang bergejolak.Untuk membaca peluang investasi itu, The World Federation of Overseas Korean Traders Association (OKTA)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Peni Widarti
Editor : Lahyanto Nadie
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
58 menit yang lalu
MA Tolak Kasasi Sritex (SRIL), Status Pailit Inkrah!
1 jam yang lalu
Hasil Mukernas, MUI Minta Pemerintah Cabut Status PSN PIK 2
1 jam yang lalu