Bisnis.com, JAKARTA—Kondisi ekonomi Amerika Serikat diperkirakan masih melambat hingga akhir September bahkan hingga tahun depan akibat belum terselesaikannya persoalan buruh yang selama ini menghalangi keadaan ekonomi makro negara itu.
CEO dan pendiri firma FX1 Market Mario Sant Singh menerangkan kondisi perbaikan lapangan pekerjaan di AS yang hanya bertambah 169.000 pekerja pada Agustus dari revisi Juli sebanyak 104.000 belum menjadi pemicu penguatan ekonomi.
Dia mengatakan target penurunan angka pengangguran sebesar 7,3% sangat diragukan dilihat dari tingkat partisipasi terendah dalam 35 tahun terakhir. Dengan demikian hal ini tidak menyenangkan sentimen pasar buruh.
“Berdasarkan perhitungan saya, tingkat pengangguran saat ini harus turun sebesar 0,6% lagi sebelum dapat memberikan hasil nyata,” ungkap Mario melalui pesan tertulis kepada Bisnis,Jumat (13/9/2013).
Sementara itu, di pasar Asia, Mario mengungkapkan dengan tren ekspor China yang meningkat 7,2% YoY (year on year) pada Agustus, yang lebih tinggi dari perkiraan ekonom FXPRIMUS Jimmy Zhu sebesar 6,8% maka akan mendorong penguatan ekonomi Cina.
Dia menambahkan keadaan perekonomian China yang baik dipastikan akan berdampak positif terhadap Dolar Australia.
“Saya cenderung menjauhi Dolar AS yang ricuh pekan ini selama Federal Reserve belum memberikan kepastian arahnya. Pada basis mendasar, saya condong menjual mata uang tunggal terhadap Dolar Australia karena adanya kemungkinan yang baik,” ujarnya.