Bisnis.com, MAKASSAR - Pada triwulan II/2013 pertumbuhan ekonomi Sulawesi Barat berada pada urutan kedua tercepat secara year on year setelah Sulawesi Tengah yang mencapai 11,03% dan masih di atas laju ekonomi nasional 5,92%.
Ekonomi Sulawesi Barat, berdasarkan kenaikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) tumbuh 2,64% pada triwulan II/2013 dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.
Apabila dibandingkan dengan triwulan yang sama 2012, maka Sulbar mencatat pertumbuhan hingga 10,02% (yoy). Secara kumulatif, pertumbuhan ekonomi Sulbar semester I/2013 sebesar 8,81% dibandingkan semester I/2012.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) yang dirilis Jumat (2/8) menunjukkan PDRB provinsi yang beribukota di Mamuju ini mencapai Rp4,048 triliun. Kontribusinya terhadap Pulau Sulawesi hanya 4,56%, terbesar masih dipegang Sulsel (50,77%), diikuti Sulawesi Tengah (16,08%), Sulut (14,16%), dan Sulawesi Tengara (11,19%).
Tiga sektor dengan pertumbuhan tertinggi (q-to-q) adalah sektor bangunan 15,33%, sektor listrik, gas dan air bersih 14,87% dan sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan 8,47%.
Adapun sumber pertumbuhan utama triwulan II/2013 dibanding sebelumnya adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran 0,71%, sektor bangunan 0,53% dan sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan 0,51%.
Secara tahunan pertumbuhan tertinggi adalah sektor listrik, gas dan air bersih sebesar 16,28 (yoy), disusul sektor jasa-jasa 13,58%, dan sektor perdagangan, hotel dan restoran 12,74%. Pertumbuhan terendah adalah sektor pertambangan dan penggalian sebesar 3,83%.
Sementara itu secara semester, pertumbuhan tertinggi dipegang oleh sektor jasa-jasa sebesar 15,36%, disusul sektor pertambangan dan penggalian 11,96%.
Namun, pada kondisi ini, sumber pertumbuhan dimotori oleh sumbangan dari sektor pertanian sebesar 3%, sektor jasa-jasa 2,33% dan sektor perdagangan hotel dan restoran 1,37%.
"Dari sisi penggunaan terlihat bahwa PDRB Sulawesi Barat sebagian besar terserap untuk keperluan konsumsi," ungkap BPS Sulbar dalam website resminya.
Pada triwulan II/2013 komponen konsumsi rumah tangga menyerap nilai tambah hingga 62,17%, dan konsumsi pemerintah 26,33%. Ekspor barang dan jasa berkontribusi sebesar 17,99%, sementara impor 20,99% dari total PDRB Sulawesi Barat.
Menurut penggunaan, komponen PMTB mempunyai pertumbuhan tertinggi, yaitu 13,17% (q-toq), diikuti oleh impor barang dan jasa 5,22% dan konsumsi pemerintah 3,32%.
Sementara itu, pertumbuhan ywar on year tampak yang tertinggi adalah komponen ekspor barang dan jasa sebesar 13,09%, diikuti PMTB 9,49% dan konsumsi pemerintah 5,72%.
"Sementara itu, neraca perdagangan Sulawesi Barat pada triwulan II 2013 mengalami defisit sebesar Rp121,84 miliar rupiah," ungkap BPS SUlbar. Kondisi ini membaik dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar Rp138,52 miliar.