Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) ungkap 50% masyarakat pengguna Internet terpapar informasi palsu atau hoaks di dunia maya.
Sekretaris Direktorat Jenderal Pengawasan Ruang Digital, Mediodecci Lustarini mengakui penyebaran informasi palsu atau hoaks kini sudah masuk tahap paling mengerikan di Indonesia.
Bahkan, menurutnya, ada 50% pengguna Internet Indonesia yang terpapar hoaks. Sementara itu, kata Mediodecci, hanya ada 20-30% masyarakat yang mampu bedakan informasi hoaks atau bukan.
"Itu angka 2021, fenomena lama ini. Tapi sampai sekarang ini kan belum ada perubahan soal fenomena hoaks di Indonesia," tuturnya di sela-sela acara Integritas Media Massa di Tengah Maraknya Mis/Disinformasi yang digelar oleh Bisnis Indonesia di Auditorium Jusuf Ronodiputo Gedung RRI Jakarta, Kamis (21/8/2025).
Dia pun menjelaskan bahwa penyebaran informasi hoaks kini tidak hanya berupa gambar tetapi juga video seperti deepfake yang menggunakan teknologi AI. Bahkan, menurutnya, tidak sedikit masyarakat yang menelan informasi dari deepfake mentah-mentah.
"Ini menjadi massif karena jumlah konten manipulatif yang disebar semakin banyak," katanya.
Baca Juga
Menurutnya, informasi hoaks deepfake itu menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah dan media massa. Pasalnya, penyebaran informasi hoaks kini lebih cepat dibanding dengan proses verifikasi yang dilakukan oleh Komdigi maupun media massa.
"Penyebaran pun saat ini semakin cepat dibandingkan verifikasi kita atau media," ujarnya.
Maka dari itu, dia menegaskan pihaknya akan membuat roadmap AI yang dapat digunakan masyarakat agar tidak ada lagi yang terpapar informasi hoaks di Internet.
"Ini sedang kami garap peta jalannya agar ada etika dan aturan yang diikuti masyarakat ketika menggunakan teknologi ini," tuturnya.