Bisnis.com, JAKARTA — Kedatangan mahasiswa asing ke Amerika Serikat dengan visa pelajar anjlok pada Juli 2025, atau bulan keempat berturut-turut. Adapun, jumlah mahasiswa asing asal Asia turun paling tajam.
Adapun, penurunan kedatangan mahasiswa asing ke Negeri Paman Sam ini merupakan imbas dari kebijakan imigrasi pemerintahan Presiden AS Donald Trump yang menciptakan hambatan dan efek jera bagi calon mahasiswa.
Berdasarkan data International Trade Administration yang dikutip Bloomberg pada Selasa (19/8/2025), total kedatangan visa pelajar ke AS turun 28% menjadi kurang dari 79.000.
Penurunan ini merupakan yang terbesar secara bulanan di sepanjang tahun ini. Kedatangan mahasiswa dari India merosot hingga 46%, sementara dari China turun 26%. Penurunan tajam dari dua negara penyumbang mahasiswa asing terbesar ini memberikan gambaran suram yang berpotensi mengganggu model keuangan perguruan tinggi dan universitas di AS.
Sebelumnya, universitas-universitas AS sudah memperingatkan bahwa jumlah mahasiswa asing baru yang mendaftar musim gugur ini diperkirakan turun sekitar 30%. Hal itu dapat menyebabkan hilangnya pendapatan dari biaya kuliah sebesar US$2,6 miliar.
Penurunan tajam ini mengikuti serangkaian perubahan kebijakan dan hambatan administratif dari Gedung Putih yang berfokus pada pengetatan imigrasi dan pengawasan terhadap mahasiswa asing.
Kebijakan-kebijakan tersebut menciptakan iklim ketidakpastian dan menyebabkan penumpukan serta keterlambatan yang signifikan di kedutaan dan konsulat AS, terutama di pasar Asia yang penting.
Zuzana Cepla Wootson, Wakil Direktur kebijakan federal di Presidents’ Alliance on Higher Education and Immigration, menyampaikan ada alasan bagi pimpinan universitas di AS untuk merasa khawatir melihat kondisi ini.
"Ini merupakan bagian dari pola yang lebih luas di bawah pemerintahan ini, seperti larangan perjalanan, proses pemeriksaan yang diperketat, penumpukan jadwal wawancara, semua ini menciptakan ketidakpastian bagi mahasiswa dari China, India, dan negara lainnya," katanya, dikutip Selasa (19/8/2025).
Adapun, pemerintahan Trump mengumumkan penundaan wawancara visa pelajar pada akhir Mei. Pada pertengahan Juni, Departemen Luar Negeri menyatakan akan melanjutkan kembali wawancara, namun juga mewajibkan peninjauan terhadap profil media sosial para pelamar.
Waktu pelaksanaan kebijakan ini, yang bertepatan dengan musim puncak pengajuan visa musim panas, terbukti sangat merugikan dan diperkirakan akan berdampak buruk pada kedatangan mahasiswa di bulan Agustus, yang secara historis merupakan bulan puncak masuknya mahasiswa baru ke AS.
Data kedatangan pengunjung tidak merinci apakah pelajar yang datang adalah mahasiswa baru atau mahasiswa yang kembali. Menurut Wootson, banyak pemegang visa pelajar yang sudah berada di AS mungkin memilih untuk tidak bepergian selama musim panas karena peningkatan pengawasan terhadap akademisi internasional oleh pemerintah.
Berdasarkan data dari Open Doors, yang mengumpulkan statistik mengenai mahasiswa asing, tercatat rekor 1,1 juta mahasiswa internasional yang mendaftar di institusi pendidikan tinggi AS pada tahun ajaran 2023–2024. India menjadi negara penyumbang terbesar, dengan hampir 332.000 mahasiswa, disusul oleh Tiongkok dengan sekitar 277.000 mahasiswa.