Bisnis.com, JAKARTA – Ketegangan di Semenanjung Korea kembali meningkat setelah Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un menyerukan percepatan pengembangan program senjata nuklir negaranya.
Seruan itu disampaikan di tengah latihan militer gabungan Amerika Serikat dan Korea Selatan, yang oleh Pyongyang dianggap sebagai persiapan perang.
Melansir Bloomberg, Selasa (19/8/2025), dalam kunjungannya ke kapal perusak terbaru bernama Choe Hyon, Kim menegaskan bahwa kondisi keamanan di kawasan menuntut Korea Utara mempercepat “nuklirisasi” dan membangun kekuatan angkatan laut modern.
"Kim Jong Un mengatakan bahwa hubungan militer AS-Korea Utara yang semakin intensif dan saling unjukl kekuatan adalah bukti paling nyata dari keinginan mereka untuk menyulut perang dan sumber perusak perdamaian dan keamanan di wilayah tersebut," demikian tulis kantor berita KCNA seperti dilansir Bloomberg.
Latihan gabungan musim panas yang rutin digelar sejak lama dituding Korea Utara sebagai latihan invasi.
Komentar Kim adalah yang terbaru dari serangkaian pernyataan yang menolak tawaran perdamaian dari Korea Selatan. Sejak berkuasa pada bulan Juni, Presiden Lee Jae Myung telah mengumumkan sejumlah langkah untuk menurunkan ketegangan dengan Pyongyang, namun Korea Utara menolaknya sebagai "mimpi yang bodoh".
Baca Juga
Setelah menerima laporan terkait sistem persenjataan kapal baru, Kim menyatakan puas atas kemajuan tahap demi tahap menuju modernisasi dan nuklirisasi angkatan laut.
Kapal perusak itu dirancang untuk memperluas jangkauan serangan, baik di Laut Kuning maupun perairan timur menuju Jepang.
Janji Kim untuk memperkuat kekuatan nuklir “tanpa batas” pertama kali dilontarkan November lalu, sebagai tanggapan terhadap kemitraan keamanan AS dengan sekutunya di kawasan.
Namun, pertemuannya tiga kali dengan mantan Presiden AS Donald Trump gagal membendung ambisi nuklir Pyongyang. Kini, Korea Utara justru semakin merapat ke Rusia, dengan terang-terangan mendukung Presiden Vladimir Putin dalam perang di Ukraina.
Kim menutup pernyataannya dengan menegaskan bahwa satu-satunya jalan menjaga keamanan negaranya adalah “membuat musuh takut” dan memastikan kekuatan nuklir Korea Utara ditunjukkan melalui tindakan nyata.