Kelebihan Militer Iran
Membandingkan kondisi Iran dengan musuh-musuhnya, Ashtiani mengklaim bahwa pasukan musuh mungkin memiliki senjata modern tetapi kurang memiliki moral dan ketahanan psikologis.
Komentar ini dibuat dalam konteks perdebatan nasional yang kembali muncul mengenai kesiapan militer, menyusul eskalasi regional yang signifikan dan diskusi internal mengenai arah anggaran pertahanan negara.
Sebagaimana diketahui, Komite Keamanan Nasional dan Kebijakan Luar Negeri Parlemen Iran menyetujui kerangka umum rancangan undang-undang yang disponsori oleh anggota parlemen Teheran, Ali Khezrian, dan ditandatangani oleh 120 anggota parlemen.
Proposal ini dirancang untuk memastikan pendanaan militer yang tidak terputus, terutama setelah permusuhan baru-baru ini.
RUU ini terdiri dari satu pasal dengan tiga klausul yang mengikat.
Klausul pertama mewajibkan Organisasi Perencanaan dan Anggaran serta Kementerian Perminyakan untuk membayar penuh seluruh anggaran pertahanan tahun 2025 dan juga melunasi semua alokasi yang belum dibayarkan mulai tahun 2024.
Baca Juga
Klausul kedua mengarahkan Organisasi Perencanaan untuk mencairkan 100 persen dari pengeluaran pertahanan tahunan yang disetujui Dewan Keamanan Nasional.
Klausul ketiga mewajibkan Bank Sentral untuk mengalokasikan aset asing yang diblokir dan sumber daya lainnya untuk memenuhi kebutuhan pertahanan darurat.
RUU tersebut, yang disahkan selama sidang parlemen yang dihadiri oleh pejabat senior dari Kementerian Pertahanan, Staf Umum, Korps Garda Revolusi Islam, dan Artesh.
Saat ini, RUU sedang ditinjau oleh subkomite pertahanan komite untuk amandemen akhir dan persiapan untuk pemungutan suara penuh.
Inisiatif legislatif ini menyusul peningkatan anggaran pertahanan sebesar 200 persen yang telah disahkan sebelumnya pada Oktober 2024, yang meningkatkan belanja militer dari sekitar 7.220 triliun rial (sekitar $15,7 miliar) menjadi sekitar $46 miliar untuk tahun fiskal 2025.