Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Warga AS Cemas Atas Konflik dengan Iran, Dukungan untuk Trump Menurun

Mayoritas warga Amerika Serikat (AS) khawatir terhadap meningkatnya ketegangan antara AS dan Iran.
Presiden AS Donald Trump menunjukkan perintah eksekutif yang telah ditandatangani saat pengumuman tarif di Rose Garden, Gedung Putih, Washington, DC, AS, pada hari Rabu (2/4/2025). Trump memberlakukan tarif pada mitra dagang AS di seluruh dunia, serangan terbesarnya terhadap sistem ekonomi global yang telah lama dianggapnya tidak adil. Fotografer: Jim Lo Scalo / EPA / Bloomberg
Presiden AS Donald Trump menunjukkan perintah eksekutif yang telah ditandatangani saat pengumuman tarif di Rose Garden, Gedung Putih, Washington, DC, AS, pada hari Rabu (2/4/2025). Trump memberlakukan tarif pada mitra dagang AS di seluruh dunia, serangan terbesarnya terhadap sistem ekonomi global yang telah lama dianggapnya tidak adil. Fotografer: Jim Lo Scalo / EPA / Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA — Mayoritas warga Amerika Serikat (AS) khawatir terhadap meningkatnya ketegangan antara AS dan Iran, menyusul perintah Presiden Donald Trump untuk menyerang fasilitas nuklir Iran.

Kekhawatiran itu tampak dalam hasil jajak pendapat Reuters/Ipsos yang berlangsung selama tiga hari dan berakhir pada Senin (23/6/2025) waktu setempat. Survei dilakukan terhadap 1.139 orang dewasa dari berbagai wilayah AS, dengan margin kesalahan kurang lebih 3%.

Survei dimulai tak lama setelah serangan udara AS dilancarkan, dan ditutup pada Senin pagi sebelum Iran membalas dengan menembakkan rudal ke pangkalan udara AS di Qatar.

Dari hasil jajak pendapat, sebanyak 79% responden menyatakan kekhawatiran bahwa Iran dapat membalas dengan menargetkan warga sipil AS. Selain itu, sekitar 84% juga mengungkapkan kekhawatiran terhadap potensi eskalasi konflik secara umum, termasuk keselamatan personel militer AS di Timur Tengah.

Di sisi lain, survei ini juga menyoroti dampak politik dalam negeri bagi Trump. Tingkat persetujuan terhadap kinerjanya menurun menjadi 41%, yakni angka terendah sejak masa jabatannya dimulai pada Januari lalu.

Dukungan terhadap serangan AS terhadap Iran juga menunjukkan perbedaan tajam antarpartai. Hanya 36% responden yang menyatakan mendukung serangan tersebut, termasuk 69% dari Partai Republik dan hanya 13% dari Partai Demokrat. 

Kemudian, dukungan terhadap serangan AS terhadap Iran juga menunjukkan perbedaan tajam antarpartai. Hanya 36% responden yang menyatakan mendukung serangan tersebut, termasuk 69% dari Partai Republik dan hanya 13% dari Partai Demokrat. 

Lebih lanjut, dukungan terhadap serangan udara lanjutan juga rendah. Hanya 32% responden menyatakan setuju jika AS melanjutkan serangan, sementara 49% menolak. Namun, di kalangan pendukung Partai Republik, 62% mendukung aksi militer lanjutan, dan 22% menolaknya.

Saat ditanya tentang penghentian keterlibatan AS dalam konflik, 42% Republikan menyatakan sebaiknya AS segera mundur, sementara 40% menolak opsi tersebut, mencerminkan perpecahan internal di kubu pendukung Trump.

Trump Klaim Israel dan Iran Sepakati Gencatan Senjata

Meski demikian, baru-baru ini Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan bahwa Israel dan Iran sepakat melakukan gencatan senjata penuh seusai 12 hari perang.

Mengutip Reuters pada Selasa (24/6/2025), Trump menyatakan kesepakatan ini adalah hasil keberanian dan kecerdasan dua negara. Adapun, kesepakatan ini diklaim difasilitasi Trump dalam percakapan telepon dengan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu. 

Rencananya, gencatan senjata dilakukan bertahap, setelah masing-masing menyelesaikan operasi militer yang masih berlangsung. 

“Dengan asumsi semuanya berjalan sesuai rencana—dan memang akan berjalan—saya ingin mengucapkan selamat kepada kedua negara, Israel dan Iran, atas ketahanan, keberanian, dan kecerdasan mereka untuk mengakhiri apa yang seharusnya disebut sebagai ‘PERANG 12 HARI’,” tulis Trump di situs Truth Social miliknya.

Salah seorang pejabat Iran mengonfirmasi bahwa memang pihaknya telah menyetujui gencatan senjata. Meskipun, sejauh ini masih belum ada pernyataan resmi dari pihak Israel. 

Meski demikian, seorang pejabat senior Gedung Putih menekankan bahwa Israel bersedia mengentikan serangan asalkan Iran tidak melancarkan serangan tambahan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper