Bisnis.com, JAKARTA – Dinas keamanan dalam negeri Ukraina, SBU, pada Minggu (1/6/2025) melancarkan operasi rahasia yang mengguncang kekuatan udara Rusia.
Dalam misi yang diberi sandi “Jaring Laba-laba”, agen-agen Ukraina menyelundupkan pesawat nirawak atau drone sarat bahan peledak ke pangkalan militer Rusia dengan cara menyamarkannya di atap gudang kayu.
Gudang tersebut kemudian dimuat ke atas truk dan dibawa ke sekitar perimeter pangkalan sebelum drone diluncurkan secara otomatis melalui mekanisme yang dikendalikan dari jarak jauh.
Melansir Reuters, Senin (2/6) sumber keamanan Ukraina yang tak bersedia disebutkan namanya mengatakan bahwa serangan diarahkan ke empat pangkalan udara, menghantam 41 pesawat tempur Rusia.
Video yang beredar di media sosial memperlihatkan pesawat pengebom strategis Rusia, termasuk Tu-95 dan Tu-22M, terbakar hebat di Pangkalan Udara Belaya di wilayah Irkutsk, Siberia.
SBU mengeklaim bahwa serangan ini berhasil melumpuhkan 34% armada pembawa rudal jelajah Rusia. Dalam pernyataan resminya di Telegram, lembaga itu menyebut kerugian Rusia mencapai US$7 miliar.
Baca Juga
Presiden Volodymyr Zelensky menyambut keberhasilan ini dengan antusias. Dalam pidato malamnya, ia menyebut serangan tersebut sebagai "operasi jarak jauh terpanjang yang sepenuhnya dirancang dan dijalankan oleh Ukraina"—sebuah pencapaian yang memerlukan waktu lebih dari satu setengah tahun untuk dipersiapkan.
Zelensky juga mengungkap bahwa pusat operasi SBU didirikan tepat di sebelah kantor regional dinas intelijen Rusia, FSB. Seluruh personel operasi berhasil ditarik keluar dari wilayah Rusia sehari sebelum serangan diluncurkan.
Rekaman video dan foto yang dibagikan menunjukkan gudang kayu dengan atap logam terbuka, tempat drone quadcopter disembunyikan sebelum diterbangkan. Salah satu video, yang belum dapat diverifikasi secara independen, memperlihatkan drone melesat keluar dari atap gudang di atas truk.
Serangan di wilayah Irkutsk ini menjadi titik serang terjauh yang pernah dicapai drone Ukraina, dengan jarak lebih dari 4.300 kilometer dari garis depan. Jangkauan ini melampaui kemampuan rudal atau drone jarak jauh yang saat ini dimiliki Kyiv, sehingga menuntut strategi penyusupan yang tak biasa.
Jika dikonfirmasi kebenarannya, serangan ini akan tercatat sebagai serangan drone Ukraina paling menghancurkan dalam perang, sekaligus menjadi pukulan strategis besar bagi angkatan udara Moskow.