Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Agama (Kemenag) akan menggelar sidang isbat penetapan 1 Zulhijah 1446 H sekaligus penentuan Hari Raya Iduladha 1446 H, pada esok hari, Selasa (27/5/2025).
Direktur Urusan Agama Islam dan Bina Syariah, Arsad Hidayat mengatakan penetapan awal Zulhijah akan dihelat di 114 titik pemantauan yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
“Sidang isbat akan digelar di Kantor Kemenag, Jalan MH Thamrin, Jakarta, mulai pukul 16:00 WIB,” tuturnya dalam keterangan resminya, dikutip Senin (26/5/2025).
Adapun, rangkaian kegiatan nantinya diawali dengan seminar posisi hilal kemudian sidang isbat dilaksanakan secara tertutup dan Kemenag akan menerima laporan hasil rukyatul hilal dari seluruh titik pemantauan.
Setelah itu, Menteri Agama akan mendengarkan tanggapan dari Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan para peserta sidang sebelum menetapkan keputusan resmi awal Zulhijah 1446 H. Setelah itu, keputusan akan diumumkan kepada masyarakat.
“Hasil rukyatul hilal dari berbagai daerah, beserta data hisab mengenai posisi hilal, akan dibahas dalam sidang isbat. Keputusan yang dihasilkan akan menjadi dasar penetapan awal Zulhijah 1446 H sekaligus penentuan Hari Raya Iduladha 2025,” jelas Arsad.
Baca Juga
Lebih jauh, dia menjelaskan berdasarkan hasil perhitungan im Hisab Rukyat Kemenag, posisi hilal pada saat matahari terbenam di seluruh wilayah Indonesia sudah berada di atas ufuk.
Yaitu, antara 0° 44,15’ (nol derajat empat puluh empat koma lima belas menit) hingga 3° 12,29’ (tiga derajat dua belas koma dua puluh sembilan menit).
Sementara itu, sudut elongasi berkisar antara 5° 50,64’ (lima derajat lima puluh koma enam puluh empat menit) hingga 7° 6,27’ (tujuh derajat enam koma dua puluh tujuh menit).
“Kondisi tersebut telah memenuhi kriteria Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS), yang menjadi acuan utama dalam penetapan awal bulan Hijriah di kawasan Asia Tenggara,” ungkapnya.
Sebagai informasi, nantinya acara ini juga akan dihadiri oleh perwakilan duta besar negara sahabat, Ketua Komisi VIII DPR RI, Mahkamah Agung, Majelis Ulama Indonesia (MUI), Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Badan Informasi Geospasial (BIG).
Kemudian, akan ada Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Observatorium Bosscha ITB, Planetarium Jakarta, serta para pakar ilmu falak dari organisasi keagamaan Islam, anggota Tim Hisab Rukyat Kemenag, pimpinan ormas Islam, dan pondok pesantren.