Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kisah Nenek Sumbuk Berumur 109 Tahun dan Ikhtiar Wujudkan Haji Ramah Lansia

Nenek Sumbuk merupakan jemaah calon haji lansia asal Indonesia yang tiba di Tanah Suci hingga Minggu (18/5/2025).
Nenek Sumbuk, jemaah calon haji tertua Indonesia 2025 tiba di Bandara King Abdulaziz, Jeddah, Arab Saudi, Minggu (18/5/2025). Bisnis/Reni Lestari
Nenek Sumbuk, jemaah calon haji tertua Indonesia 2025 tiba di Bandara King Abdulaziz, Jeddah, Arab Saudi, Minggu (18/5/2025). Bisnis/Reni Lestari

Bisnis.com, JEDDAH — Keteguhan hati membawa tubuh ringkih Nenek Sumbuk (109) menjejak Tanah Suci. Begitu tiba di terminal kedatangan haji, Bandara Internasional King Abdulaziz, Jeddah, Arab Saudi, Minggu (18/5/2025) pagi, sorot matanya berubah bercahaya, sambil mengedarkan pandang ke sekelilingnya. 

Padahal, beberapa jam sebelum pesawat yang membawa Nenek Sumbuk lepas landas dari Tanah Air, perempuan dengan 10 orang anak itu harus dilarikan ke rumah sakit karena kondisi kesehatannya.

Beruntung, kondisi Nenek Sumbuk berangsur stabil dan dinyatakan layak terbang. Dia menjadi calon jemaah haji paling tua tahun ini dari Indonesia. 

Dari terminal kedatangan haji di Bandara Jeddah, Nenek Sumbuk di antar ke sebuah bus khusus yang disiapkan untuknya. Bus yang dilengkapi lift hidrolik itu hanya berisikan Nenek Sumbuk, Sukmi (56) anak bungsunya, dan Murdiana, tenaga kesehatan yang mendampinginya. 

Kursi roda Nenek Sumbuk langsung diangkat menggunakan lift ke dalam bus tanpa perlu berpindah badan, memastikan kenyamanan dan keselamatannya. 

Nenek Sumbuk terbang bersama 441 jemaah calon haji lainnya dari kelompok terbang 33 Embarkasi Jakarta Bekasi (JKS-33). Meski berangkat dari Bekasi, Nenek Sumbuk berasal dari Kebumen dan hanya bisa diajak berkomunikasi dengan Bahasa Jawa dialek Ngapak. 

Selain Sukmi, Nenek Sumbuk juga terbang bersama menantunya M Marhamin (60), dan cucunya Muh Nurhasan Abdullah (35). 

"Aku wis tuwek, rasane pirang-pirang...[Aku sudah tua, rasanya macam-macam," kata Nenek Sumbuk ketika ditanya bagaimana perasaannya telah tiba di Tanah Suci.  

Sukmi, anak bungsu Nenek Sumbuk, bercerita ibunya sempat enggan untuk makan dan minum saat di pesawat. Setelah dibujuk oleh tenaga kesehatan, Nenek Sumbuk akhirnya bersedia untuk mengisi perutnya. 

Sukmi mendaftarkan ibunya berhaji pada 2019, sedangkan dia dan suaminya telah lebih dulu terdaftar sejak 2012.

Murdiana, dokter yang ditugaskan khusus untuk mendampingi Nenek Sumbuk mengatakan pihaknya sempat melakukan tindakan dengan memberi oksigen di atas pesawat. 

"Alhamdulillah, ibunya bersemangat untuk naik haji. Jadi pas beliau mau minum, mau makan, sudah bagus, bisa diajak bicara lagi," kata Murdiana. 

Dia melanjutkan, setibanya di Makkah nanti, Nenek Sumbuk akan terus mendapat pendampingan dari Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) di Makkah. 

"Bareng sama kami [hotelnya], karena kan biar dipantau khusus sama kami, jadi tinggalnya bersama," kata Murdiana. 

Haji Ramah Lansia

Nenek Sumbuk adalah bagian dari 24.387 jemaah calon haji lansia yang tiba di Tanah Suci hingga Minggu (18/5/2025) pukul 13:12 Waktu Arab Saudi (WAS).

Totalnya, jemaah calon haji yang sudah menjejak Tanah Suci berjumlah 112.600 orang, mencakup 55,4% dari total rencana kedatangan sebesar 203.320 jemaah. 

Pemerintah melalui Kementerian Agama tahun ini terus berupaya mewujudkan penyelenggaraan ibadah haji yang ramah lansia. Terobosan yang dihadirkan untuk lansia jemaah calon haji antara lain murur, tanazul, hingga safari wukuf. 

Murur adalah pergerakan jemaah haji dari Arafah melintas di Muzdalifah lalu menuju ke Mina saat puncak haji. Jemaah diberangkatkan dari Arafah setelah magrib menuju Muzdalifah, tanpa turun, dan langsung menuju ke Mina.

Murur kali pertama diterapkan pada penyelenggaraaan haji 2024 dan berhasil mempercepat proses mobilisasi jemaah dari Muzdalifah ke Mina hingga selesai pada pukul 07:37 WAS. 

Lebih dari 50.000 jemaah haji Indonesia mengikuti skema ini, sehingga berhasil mengurangi kepadatan jemaah di Muzdalifah.

"Kebijakan ini disambut baik jemaah lansia dan disabilitas. Mereka tidak terlalu kelelahan saat menjalani puncak haji dan mendapatkan pelayanan lebih maksimal dari petugas. Sementara manasik ibadahnya tetap dilaksanakan, termasuk melalui skema badal," ucap Direktur Layanan Haji Luar Negeri, Subhan Cholid, belum lama ini.

Sedangkan tanazul, dalam konteks ibadah haji, adalah proses mengganti atau mendahulukan keberangkatan kloter haji seseorang karena kondisi tertentu, Nenek Sumbuk salah satu contohnya.

Sementara itu, skema safari wukuf lansia non mandiri juga akan diperkuat setelah diterapkan dalam dua musim haji terakhir. 

Ratusan jemaah lansia dan disabilitas difasilitasi untuk melaksanakan safari wukuf, mulai dari transportasi, konsumsi, maupun akomodasinya. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper