Bisnis.com, JAKARTA — Paus Leo XIV menggunakan Pidato Minggu pertamanya untuk menyerukan perdamaian di Palestina dan Ukraina, berdasarkan pesan pendahulunya, Paus Fransiskus. Dia juga memberikan pandangan sekilas tentang sikap geopolitik kepausannya.
Pemimpin 1,4 miliar umat Katolik itu membahas agresi militer di Gaza, Palestina oleh Israel—isu yang gencar disuarakan mendiang Paus Fransiskus. Paus Leo mengaku sangat sedih dengan apa yang terjadi di Jalur Gaza.
"Semoga ada gencatan senjata segera," ujar Paus Leo, dilansir dari Bloomberg pada Senin (12/5/2025).
Paus mengatakan bantuan kemanusiaan harus diberikan kepada penduduk sipil Gaza yang 'kelelahan'. Dia juga menyerukan pembebasan sandera dan gencatan senjata.
Paus Leo juga menyampaikan bahwa dia meminta para pemimpin untuk melakukan apa pun agar mencapai perdamaian dalam perang Rusia-Ukraina. Dia mengaku membawa dalam hatinya penderitaan rakyat Ukraina yang dicintai.
"Semoga semua tahanan dibebaskan dan semoga anak-anak kembali ke keluarga mereka," ujar Paus Leo kepada ribuan umat beriman yang berkumpul di Lapangan Santo Petrus di Vatikan.
Baca Juga
Para pemimpin Inggris, Prancis, Jerman, dan Polandia berada di Kyiv pada Sabtu (10/5/2025) untuk pertemuan yang bertujuan menekan Rusia agar melakukan gencatan senjata selama sebulan di Ukraina, yang dapat menjadi titik awal untuk perundingan perdamaian. Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa dia terbuka untuk berdiskusi.
Paus mengatakan dia juga bahagia atas adanya perjanjian gencatan senjata cepat antara India dan Pakistan, ketika ketegangan bersejarah berkobar lagi bulan ini. Paus Leo akan berdoa untuk "keajaiban perdamaian" untuk semua konflik dunia yang terlupakan lainnya.
Lahir dengan nama Robert Francis Prevost, pria berusia 69 tahun ini juga memegang kewarganegaraan Peru, tempat dia tinggal selama bertahun-tahun. Paus Leo juga kemungkinan akan meneruskan warisan Fransiskus, seorang juru kampanye hak-hak migran dan kaum miskin, yang mengangkatnya ke peran senior di Vatikan pada 2023.