Bisnis.com, JAKARTA -- Ketegangan di anak benua semakin memuncak pasca serangan India ke wilayah Pakistan. Saling serang antara dua negara yang memiliki kekuatan nuklir itu bisa memicu perang besar jika tidak segera ditengahi.
Sekadar catatan, India mengklaim bahwa serangan ke Pakistan adalah aksi balasan terhadap aksi terorisme yang menewaskan 23 wisawatan di Kashmir yang dikontrol New Delhi.
Sementara Pakistan menganggap aksi India sembrono. Islamabad yang tidak mau kehilangan muka kemudian menyatakan telah menembak jatuh sebanyak 5 jet tempur India.
Menteri Luar Negeri India Vikram Misri telah buka suara mengenai alasan negaranya menyerang Pakistan pada Rabu (7/5/2025).
“Serangan di Pahalgam dilakukan dengan cara yang sangat biadab. Para korban ditembak dari jarak dekat, di depan keluarga mereka. Ini jelas upaya untuk menyebarkan teror dan mengacaukan stabilitas di Kashmir,” kata Misri dalam keterangan resmi, dikutip Kamis (8/5/2025).
Kelompok The Resistance Front (TRF) mengeklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut. India menyebut TRF adalah kedok dari kelompok teroris Lashkar-e-Taiba yang berbasis di Pakistan.
Baca Juga
Misri mengatakan India sejak lama telah menyampaikan bukti keterlibatan TRF kepada Komite Sanksi PBB, namun Pakistan terus membantah dan menekan agar nama kelompok itu dihapus dari dokumen resmi Dewan Keamanan.
Dalam pernyataannya, Menlu India menyebut tidak adanya tindakan dari Pakistan terhadap kelompok teroris di wilayahnya sebagai alasan utama peluncuran Operasi Sindoor.
“Sudah dua minggu berlalu sejak serangan, namun belum ada langkah nyata dari Pakistan. Yang terjadi justru penyangkalan dan tuduhan,” tegasnya.
India mengklaim Operasi Sindoor dilakukan secara terukur dan tidak memicu eskalasi. Tujuan utamanya adalah untuk menghancurkan fasilitas pelatihan teroris dan mencegah potensi serangan lintas batas berikutnya.
“Tindakan ini bersifat defensif, sebagai bentuk pencegahan dan pembalasan atas teror yang telah terjadi,” ujarnya.
Misri juga mengungkap bahwa intelijen India telah mengidentifikasi para pelaku dan dalang di balik serangan Pahalgam, dan bahwa komunikasi mereka terlacak hingga ke jaringan di Pakistan.
Operasi ini dilakukan selaras dengan pernyataan Dewan Keamanan PBB yang pada 25 April lalu menyerukan agar pelaku, penyandang dana, dan pendukung aksi teror di Pahalgam dibawa ke pengadilan.
Pakistan Bakal Lakukan Balasan
Sementara itu Menteri Informasi dan Penyiaran Pakistan Attaullah Tarar menegaskan bahwa seluruh rakyat Pakistan berdiri teguh di belakang angkatan bersenjata dalam menghadapi ketegangan terbaru dengan India.
“Bangsa Pakistan adalah bangsa yang cinta damai, namun bila dihadapkan pada tantangan, kami akan merespons bersama. Seluruh bangsa bersatu melawan agresi India dan mendukung penuh militer Pakistan,” kata Tarar seperti dilansir Al Jazeera, Rabu (7/5/2025).
Pemerintah Pakistan mengecam keras serangan militer India, menyebutnya sebagai “tindakan perang yang tidak diprovokasi dan terang-terangan” yang mengancam stabilitas kawasan.
Dalam pernyataan resmi, Kementerian Luar Negeri Pakistan mengatakan bahwa agresi India telah menyebabkan gugurnya warga sipil, termasuk perempuan dan anak-anak, serta membahayakan lalu lintas udara sipil.
“Tindakan agresi ini juga membahayakan lalu lintas udara komersial. Kami mengecam keras tindakan pengecut India yang melanggar Piagam PBB, hukum internasional, dan norma hubungan antarnegara,” demikian ungkap Kemenlu Pakistan dalam pernyataan resminya.
Pakistan juga menuduh India memanfaatkan isu terorisme untuk memutarbalikkan narasi dan mengklaim diri sebagai korban, sambil mengorbankan perdamaian regional.
“Pakistan akan merespons secara tepat pada waktu dan tempat yang dipilih sendiri, sesuai dengan Pasal 51 Piagam PBB dan hukum internasional. Pemerintah, militer, dan rakyat Pakistan bersatu menghadapi agresi India, dan siap mempertahankan kedaulatan serta integritas wilayah dengan tekad baja,” tutup pernyataan tersebut.
5 Jet India Jatuh
Pakistan mengeklaim telah menembak jatuh lima pesawat tempur India sebagai respons atas serangan militer yang diluncurkan India pada Rabu (7/5/2025) dini hari.
Melansir Bloomberg, Menteri Pertahanan Pakistan Khawaja Muhammad Asif mengatakan bahwa insiden tersebut bukan merupakan tindakan permusuhan, melainkan langkah defensif untuk mempertahankan wilayah kedaulatan negara.
“Kami telah menyampaikan sejak dua minggu terakhir bahwa Pakistan tidak akan pernah menjadi pihak pertama yang memulai permusuhan terhadap India. Namun, jika India menyerang, kami akan merespons. Dan jika India mundur, kami pun akan segera menghentikan respons kami,” jelas Asif seperti dilansir Bloomberg.
Dalam wawancara terpisah dengan Samaa TV, Asif kemudian mengoreksi pernyataannya sebelumnya dan menyatakan tidak ada tentara India yang ditangkap.
Kementerian Luar Negeri India belum memberikan tanggapan resmi atas pernyataan tersebut.
Sebelumnya, pemerintah India mengonfirmasi telah melancarkan serangan militer terbatas ke wilayah Pakistan, sebagai bagian dari janji balasan atas serangan militan di Kashmir bulan lalu yang menewaskan 26 orang.
Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif mengecam serangan militer India sebagai "tindakan pengecut dan tak beralasan." Dalam pernyataan terpisah, Kementerian Luar Negeri Pakistan menyebut bahwa serangan tersebut menewaskan warga sipil, termasuk perempuan dan anak-anak.
“Pakistan memiliki hak sepenuhnya untuk merespons konflik yang dipaksakan kepada kami dengan cara yang setimpal. Musuh tidak akan dibiarkan mencapai tujuan-tujuannya,” ujar Sharif.