Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Pete Hegseth menonaktifkan setidaknya 20% jenderal dan laksamana aktif bintang empat pada Senin (5/5/2025).
Dirinya juga memberhentikan jajaran perwira tinggi lainnya, yang mana kebijakan ini menjadi awal reinstruksi besar-besaran di Departemen Pertahanan.
Pemberhentian dilakukan juga dengan alasan perombakan besar terbaru di bawah pemerintahan Presiden AS Donald Trump, menurut AFP.
Dalam memo yang dirilis kepada pimpinan Pentagon, diperintahkan dilakukan pengurangan minimal 20% jenderal di Garda Nasional. Selain itu, ada pengurangan tambahan 10% perwira tinggi di seluruh militer.
Saat ini, ada 38 jenderal bintang empat di semua matra angkatan bersenjata AS, pangkat tertinggi yang biasanya dapat dicapai di militer AS. Secara total ada 817 jenderal dan laksamana dengan berbagai level bintang yang bertugas di militer aktif per Maret 2025.
Hegseth juga mengatakan bahwa birokrasi Pentagon sudah terlalu gemuk dan perlu dipangkas.
Baca Juga
Ia pun sempat mengunggah video di akun X-nya bahwa kebijakannya ini adalah "mengurangi Jenderal, memperbanyak Prajurit".
Hegseth mengatakan militer AS saat ini memiliki satu jenderal untuk setiap 1.400 tentara, dibandingkan dengan satu untuk setiap 6.000 tentara selama Perang Dunia II.
"Lebih banyak jenderal dan laksamana tidak berarti lebih banyak keberhasilan," kata Hegseth dalam video yang diunggah di X, dikutip dari Al Jazeera.
Menurutnya, hal ini memiliki satu tujuan yakni memaksimalkan kesiapan strategis dan kesiapan operasional dengan melakukan pengurangan yang bijaksana pada pangkat jenderal dan perwira tinggi.
Meskipun Langkah yang diambilnya ini mendapat kritikan tajam dari sejumlah anggota kongres. Misalnya Senator Jack Reed dari Rhode Island, anggota senior Komite Angkatan Bersenjata Senat yang menyatakan skeptis terhadap rencana ini
"Saya selalu mendukung efisiensi di Departemen Pertahanan, tetapi keputusan personel yang sulit harus didasarkan pada fakta dan analisis, bukan persentase arbitrer," kata Reed, dilansir Reuters, Selasa (6/5/2025).