Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Serba-serbi Proses Konklaf Pemilihan Paus Baru, Pertama Kali Libatkan 120 Lebih Kardinal

Serba-serbi prosesi konklaf yang akan dijalankan oleh Vatikan pada 7 Mei 2025.
Para kardinal menghadiri doa Vesper setelah mengunjungi makam Paus Fransiskus di Basilika Kepausan Santa Maria Maggiore (Santa Maria Maggiore), di Roma, Italia, 27 April 2025. Francesco Sforza/Vatican Media/Handout via REUTERS
Para kardinal menghadiri doa Vesper setelah mengunjungi makam Paus Fransiskus di Basilika Kepausan Santa Maria Maggiore (Santa Maria Maggiore), di Roma, Italia, 27 April 2025. Francesco Sforza/Vatican Media/Handout via REUTERS

Bisnis.com, JAKARTA - Pemilihan Paus untuk Gereja Katolik akan dilakukan pada Rabu (7/5/2025), setelah Paus Fransiskus dimakamkan pada Sabtu (26/4/2025).

Prosesi pemilihan Paus tersebut dilakukan melalui konklaf, yang melibatkan ratusan kardinal. Dikutip melalui BBC, sidang tertutup konklaf akan berlangsung di Kapel Sistina.

Juru bicara Vatikan Matteo Bruni menyampaikan bahwa para kardinal akan mengawali konklaf dengan misa agung di Basilika Santo Petrus.

Setelah itu, mereka akan memasuki Kapel Sistina untuk memulai pemungutan suara yang berlangsung secara rahasia, tanpa komunikasi dengan dunia luar hingga Paus baru terpilih.

"Begitu mereka memasuki Kapel Sistina, segala bentuk komunikasi dengan luar dihentikan," kata Bruni dalam pernyataan resminya, dikutip Selasa (29/4/2025).

Berikut ini serba-serbi konklaf yang akan dilakukan oleh Vatikan untuk memilih Paus baru.

Serba-serbi Konklaf Penentuan Paus Baru

133 Kardinal Terlibat

Disebutkan bahwa setidaknya 133 kardinal akan ikut andil dalam prosesi konklaf untuk menentukan Paus pengganti Fransiskus.

Melansir Vaticannews, konklaf kali ini menjadi yang pertama kali berlangsung dengan melibatkan ebih dari 120 kardinal.

Berdasarkan sebuah paragraf dalam Konstitusi Apostolik Universi Dominici Gregis (UDG), batas jumlah kardinal yang berhak memilih adalah 120—130 lebih sedikit dari jumlah yang diumumkan Dewan Kardinal akan berpartisipasi minggu depan.

Namun jumlah Kardinal di Dewan tersebut sering kali melebihi batas, meskipun ada peraturan yang ditetapkan dalam UDG.

Mekanisme Pemungutan Suara Konklaf

Pada hari pertama konklaf, hanya akan ada satu putaran pemungutan suara. Selanjutnya, para kardinal akan menggelar hingga empat kali pemungutan suara setiap harinya.

Untuk dapat terpilih sebagai Paus, seorang kandidat harus memperoleh dua pertiga suara dari total jumlah pemilih. Jika hingga hari ketiga belum ada keputusan, konklaf dapat dihentikan sementara untuk doa dan perenungan bersama.

Masing-masing suara dituangkan ke dalam kartu sederhana bertuliskan kalimat dalam bahasa Latin: "Eligo in Summum Pontificem", yang berarti "Saya memilih sebagai Paus Tertinggi", diikuti nama kandidat.

Ditandai dengan kepulan asap

Setelah proses pemilihan Paus selesai, maka Kapel Sistina akan memberikan tanda berupa asap berwarna hitam dan putih.

Asap tersebut menjadi simbol komunikasi satu-satunya bagi dunia luar. Asap hitam menandakan belum ada hasil, sementara asap putih menjadi penanda bahwa Paus baru telah terpilih.

Tradisi ini telah berlangsung selama berabad-abad dan tetap dijaga ketat demi menjaga kekhusyukan serta keagungan proses pemilihan.

Calon Paus Baru

Diketahui saat ini sudah terdapat sejumlah calon yang diajukan untuk menggantikan posisi Paus Fransiskus.

Meskipun hingga saat ini nama-nama tersebut belum dikonfirmasi langsung. Namun ada 7 nama beredar yang memiliki peluang besar untuk menjadi Paus Baru.

Beberapa di antaranya yakni Kardinal Luis Antonio Tagle dari Filipina dan Kardinal Pietro Parolin dari Italia.

Kardinal Giovanni Angelo Becciu Mundur 

Kabar mengejutkan menjelang konklaf datang dari Vatikan. Pada Selasa (29/4/2025), Kardinal asal Italia, Giovanni Angelo Becciu menyurati ke Vatikan dan memutuskan untuk tidak mengikuti Konklaf sebagai kardinal pemilih ataupun nonpemilih. 

"Dengan kebaikan Gereja, yang telah saya layani dan akan terus saya layani dengan kesetiaan dan kasih, untuk berkontribusi pada persekutuan dan ketenangan konklaf, saya telah memutuskan untuk mematuhi—seperti yang selalu saya lakukan—kehendak Paus Fransiskus untuk tidak memasuki konklaf, sambil tetap yakin akan ketidakbersalahan saya," tulis Kardinal Giovanni dilansir dari Vatican News. 

Ia diketahui terlibat skandal keuangan Vatikan yang membuat mendiang Paus Fransiskus menyuratinya untuk mundur dari prosesi konklaf. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper