Bisnis.com, JAKARTA — Uskup Agung Jakarta, Kardinal Ignatius Suharyo menerangkan pada konklaf kala itu, para kardinal mengusulkan agar paus terpilih nantinya menggunakan nama Fransiskus II atau Yohanes XXIV.
Adapun, lanjutnya, harapan menggunakan nama Fransiskus karena para kardinal sangat terpesona oleh Paus Fransiskus.
Sementara, nama Yohanes karena Paus Yohanes XXIII yang memulai konsili Vatikan kedua, sehingga harapannya jika menggunakan nama Yohanes akan ada pembaharuan-pembaharuan dalam gereja.
“Ternyata [Kardinal Robert Prevost memilih] Leo ke-14. Leo ke-13 itu hidup pada akhir abad ke-19 dan beliau adalah paus pertama yang menulis ajaran sosial gereja namanya Rerum Novarum bahasa Latin, tahun 1891,” terangnya saat konferensi pers di Gereja Katedral, Jakarta, Minggu (18/5/2025).
Suharyo bercerita, pada era Paus Leo ke-13 terjadi revolusi industri di Eropa, sehingga menyebabkan cara berpikir orang menjadi sangatlah berbeda. Misalnya saja, para buruh dipekerjakan dengan kondisi yang buruk.
Dengan demikian, gereja kala itu mengambil sikap tentang pekerjaan, modal, dan lainnya. Adapun, imbuhnya, di era Paus Leo ke-14 saat ini, Rerum Novarumnya bukan lagi tentang revolusi industri, karena saat ini banyak hal baru yang tak terduga.
Baca Juga
“Yang terakhir itu kan Artificial Intelligence [AI], ini nanti akan membawa kita ke mana? Orang membuat skripsi pakai AI, langsung selesai. Tetapi lalu kemanusiaannya bagaimana itu,” bebernya.
Sebab itu, Suharyo merasa martabat manusia semakin lama tidak lagi dihormati, sementara teknologi dan uang jutru semakin gencar dihormati
“Itulah juga tantangan yang dihadapi oleh gereja, khususnya pemimpin gereja katolik Paus Leo ke-14 ini,” tutur dia.
Meski demikian, dia belum bisa membeberkan secara gamblang arah apa yang akan diambil Paus Leo ke-14 ke depannya, karena belum ada ensiklik atau amanat paus.
“Tentu ini kita kan baru dengar sepotong-sepotong Paus Leo ini. Nanti saya yakin dalam waktu yang tidak terlalu lama beliau akan menulis yang biasanya disebut dalam gereja katolik ensiklik. Di situlah akan dapat kita pelajari, kira-kira arah yang mau diambil paus Leo seperti apa,” pungkas Suharyo.