Bisnis.com, JAKARTA — Pakar Hubungan Internasional Universitas Indonesia (UI) menilai rencana Presiden Prabowo Subianto mengevakuasi warga Gaza ke Indonesia merupakan langkah yang tidak tepat.
Guru Besar Hukum Internasional UI Hikmahanto Juwana mengatakan rencana itu bisa jadi ditafsirkan bahwa Indonesia sebagai perpanjangan tangan Amerika Serikat (AS).
Dengan demikian, hal ini bakal menurunkan penilaian publik soal posisi Indonesia dalam memperjuangkan kebebasan warga Palestina di Gaza.
"Ya tentu tidak bagus ya karena akan dipersepsikan seolah-olah Indonesia adalah kepanjangan tangan AS atau Israel untuk mengosongkan Gaza," ujarnya saat dihubungi Bisnis, Kamis (17/4/2025).
Kemudian, dia menyarankan kepada Prabowo atau pemerintahan terkait agar lebih memilih untuk meningkatkan pengiriman pasokan seperti obat-obatan atau makanan ke Gaza.
Di samping itu, Hikmahanto juga berpendapat bahwa Prabowo sebaiknya bisa mengirimkan satuan kesehatan dan membuka fasilitas kesehatan ke Gaza.
Baca Juga
"Kirim satuan kesehatan TNI ke perbatasan Gaza dan gelar lebih besar RS sementara," tambahnya.
Sebab, pengiriman bantuan maupun pasokan logistik itu lebih baik dibandingkan dengan langkah untuk mengevakuasi warga Gaza ke Indonesia.
"Karena rakyat Palestina tidak akan mau kehilangan tanahnya di Gaza dan dimasuki oleh Israel," pungkas Hikmahanto.
Sebagai informasi, rencana evakuasi warga Palestina ke Indonesia itu diungkapkan Prabowo sebelum dirinya memulai lawatan ke 5 negara di Timur Tengah, di Lanud Halim Perdanakusuma Rabu (9/4/2025).
Dalam tahap pertama, Kepala Negara menekankan bahwa Indonesia siap menampung hingga 1.000 warga Palestina, terutama mereka yang mengalami luka-luka, trauma, serta anak-anak yatim piatu yang terdampak konflik kemanusiaan di Gaza.
"Pemerintah Palestina dan pihak terkait di situ mereka ingin dievakuasi ke Indonesia. Kami siap akan kirim pesawat-pesawat untuk angkut mereka," tutur Prabowo.