Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Prabowo Subianto belum memberikan instruksi apapun ke Menteri Pertahanan terkait rencana evakuasi 1.000 orang warga Gaza Palestina ke Indonesia.
Kepala Biro Info Pertahanan pada Setjen Kementerian Pertahanan Brigjen TNI Frega Wenas Inkiriwang mengatakan pihaknya sampai saat ini masih menunggu arahan dan instruksi dari Presiden Prabowo Subianto terkait rencana tersebut.
Menurutnya, Kementerian Pertahanan siap untuk melakukan evakuasi setelah Presiden Prabowo Subianto memberikan instruksi ke Kementerian Pertahanan.
"Sejauh ini, saya belum monitor instruksi itu. Tapi sebagaimana yang saya sampaikan terdahulu ya, bahwa apapun perintah dari Presiden kepada Kementerian Pertahanan ataupun kepada TNI, kita sudah siap mengeksekusi," tuturnya di Jakarta, Rabu (16/4).
Frega menjelaskan jika proses evakuasi itu ingin dilakukan pemerintah, maka harus ada proses negosiasi dengan sejumlah negara di Timur Tengah agar tidak jadi masalah di kemudian hari.
"Jadi itu ada proses negosiasi juga dengan negara-negara yang ada di Timur Tengah. Sehingga keputusan itu kan tidak sepihak diputuskan oleh Indonesia saja," katanya.
Baca Juga
Menurutnya, proses negosiasi ke sejumlah negara di Timur Tengah itu seharusnya dilakukan oleh Kementerian Luar Negeri yang akan bertugas menjadi leading sector proses evakuasi ribuan warga Gaza ke Indonesia, sementara pihak Kementerian Pertahanan bertugas sebagai pelaksananya
"Tentunya ini nanti yang menjadi leading sector-nya adalah Kementerian Luar Negeri yang memang nanti melakukan komunikasi secara intensif. Itu mungkin kan yang lebih paham teman-teman yang di Kementerian Luar Negeri, prosesnya nanti bagaimana," ujarnya.
Wacana Prabowo untuk merelokasi warga Gaza, meskipun sementara, menuai kritik keras karena hal tersebut sejalan dengan keinginan pihak Zionis agar warga Palestina pergi dari tanahnya sehingga Israel bisa menduduki wilayah tersebut.
Ditentang MUI
Bahkan, kritik itu di antaranya datang dari pimpinan Majelis Ulama Indonesia (MUI). Wakil Ketua Umum MUI Buya Anwar Abbas mengatakan bahwa pernyataan Prabowo itu justru bisa saja ditafsirkan sebagai bentuk dukungan terhadap AS yaitumengosongkan wilayah Gaza.
"Pertanyaannya untuk apa Indonesia ikut-ikutan mendukung rencana Israel dan Amerika tersebut? Bukankah Israel dan Donald Trump sudah menyampaikan keinginannya untuk mengosongkan Gaza?" kata Buya dalam keterangan tertulis, dikutip pada Jumat (11/4/2025).
Kemudian, Buya menilai bahwa jika rencana tersebut diwujudkan, maka Israel bisa lebih leluasa menduduki dan menguasai wilayah Gaza. Alhasil wilayah yang bertahun-tahun diperjuangkan itu bisa saja akan jatuh kepada Israel.
Sebagai contoh, wilayah yang dikuasai rakyat Palestina yang sudah dicaplok oleh Israel adalah kota Yerusalem. Bahkan, kota tersebut sudah dijadikan Ibu Kota Israel.
"Jadi belajar kepada sejarah, maka Indonesia dalam menghadapi manuver yang dilakukan oleh Israel tersebut harus cerdas. Jangan sampai negara kita dikadalin oleh Israel," tutur Buya.
Oleh sebab itu, Buya meminta Prabowo agar tidak merealisasikan rencananya untuk mengevakuasi warga Gaza ke Indonesia. Sebab, Israel belum tentu akan menerima kembali warga yang sudah dievakuasi tersebut.
Dia juga menyarankan, apabila ingin membantu rakyat Palestina, maka lebih baik melalui bantuan untuk pengobatan, perawatan dan pasokan makanan langsung ke wilayah tersebut.
"Sebagai bangsa yang sudah kenyang dijajah selama 350 tahun, kita harus tahu yang namanya penjajah itu punya seribu satu cara dan tipu daya. Untuk itu kita sebagai bangsa jangan pula sampai tertipu oleh mulut manis mereka," pungkasnya.