Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Masjid Gedhe Mataram, Napak Tilas Titik Nol Peradaban Islam Pulau Jawa

Masjid Gedhe Mataram Kotagede di Bantul menjadi titik nol penyebaran agama Islam di Pulau Jawa.
Suasana Salat Id di Masjid Gedhe Mataram, Sayangan, Jagalan, Kec. Banguntapan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Senin (31/3/2025). /BISNIS - Akbar Maulana
Suasana Salat Id di Masjid Gedhe Mataram, Sayangan, Jagalan, Kec. Banguntapan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Senin (31/3/2025). /BISNIS - Akbar Maulana

Bisnis.com, BANTUL — Kerajaan Mataram menjadi salah satu kerajaan yang menjadi cikal bakal penyebaran agama Islam di Pulau Jawa.

Kecamatan Kotagede, Yogyakarta pada abad ke-16 pernah menjadi ibu kota kerajaan Islam ke-4 yang berada di Pulau Jawa ini. Saat itu Kotagede menjadi pusat kegiatan politik, sosial budaya, keagamaan hingga pusat ekonomi masyarakat.

Jejak sejarah tersebut tersimpan rapi dalam bangunan Masjid Gede Mataram Kotagede, di Dusun Sayangan RT 04 Jagalan, Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewah Yogyakarta.

Kompleks Masjid ini berada di tengah-tengah pemukiman warga dan dikelilingi pagar tembok setinggi 2,5 meter. Salah satu komponen utama di dalam tata kota kuno Kotagede yang masih lestari hingga kini adalah Masjid Gedhe Mataram.

Secara arsitektural, bangunan utama masjid terdiri dari lima komponen ruang. Pertama adalah Kuncungan, yang merupakan akses utama menuju bagian dalam masjid. Bangunan kuncungan ini memiliki atap tipe kampong dengan dua pilar dari struktur bata. Pada bagian gevel atap sisi timur terdapat hiasan kaligrafi serta dua angka tahun yakni 1856 dan 1926.

Kedua adalah Jagang, sebuah kolam kecil yang mengelilingi serambi di sisi Utara, Selatan dan Timur. Pada awalnya jagang dimanfaatkan sebagai batas suci. Kedalaman jagang di masjid ini 60 cm dengan lebar 185 cm.

Ketiga adalah serambi. Serambi ini dibedakan menjadi dua yakni serambi bawah yang terdapat pagar rendah yang berbatasan langsung dengan jagang dan serambi atas dengan 8 tiang saka. Serambi ini memiliki atap berbentuk limasan yang merupakan sebuah bangunan terbuka menyerupai pendapa.

Keempat adalah bangunan induk. Bangunan induk ini dibedakan menjadi dua yakni bangunan utama (liwan) yang memiliki denah persegi beratap tumpang susun tiga dengan 4 buah saka guru. Kemudian di bagian liwan ini terdapat mihrab, serta bangunan kedua adalah ruang di sisi selatan liwan yakni sebuah ruang yang khusus bagi jemaah wanita (pawestren).

Bagian terakhir adalah tempat wudhu yang berada di sisi utara dan selatan.

Selanjutnya, di bagian belakang Masjid terdapat Makam Agung yang merupakan makam para peletak dasar Kerajaan Mataram Islam, di antaranya adalah Ki Gede Pemanahan, Panembahan Senapati dan Panembahan Hanyakrawati (Seda ing Krapyak), Sultan Hamengku Buwana Il, Pangeran Adipati Pakualam I serta sejumlah besar makam keluarga raja-raja Mataram lainnya.

Ketua Abdi Dalem Raja-Raja Mataram Kota Gedhe Bagian Kraton Surakarta, Kanjeng Raden Tumenggung (KRT) Pujodipuro mengatakan ada SOP yang harus dipenuhi pengunjung kompleks Masjid Gedhe yang hendak masuk ke Makam Agung.

"Harus ada aturan kalau masuk makam, ditetapkan Kraton. Pakaiannya ini Pranakan namanya, jarik atau kain batik dan pakai blangkon. Semua pengunjung yang masuk makam wajib pakai itu. Di luar makam bebas rapih. Ini aturan dari Kraton. Itu kan masih milik kerajaan, jadi seolah kalau masuk makam menghadap raja, aturannya sama dengan Kraton sekarang," ujarnya kepada Bisnis, Senin (31/3/2025).

Dia menjelaskan, total terdapat 627 makam yang berada di kompleks Masjid Gedhe Mataram ini. Mereka yang bersemayam adalah tokoh-tokoh dari Kerajaan Mataram generasi pertama hingga seterusnya.

"Ada makam raja raja Mataram. Merupakan cikal bakal kerajaan Islam pertama di Jawa yang beristirahat di sini adalah Panembahan Senapati, Raja Mataram pertama, dan ada sesepuh-sesepuh Mataram antara lain ada Ki Gede Panembahan, Panembahan Hanyakrawati dan lain-lain," ujarnya.

Sejak pertama kali dibangun masjid ini telah mengalami beberapa kali perbaikan dan pengembangan. Pada tahun 1796 untuk pertama kalinya masjid ini mengalami penambahan yakni pada bagian serambi depan sisi timur. Kemudian pada tahun 1856 penambahan emperan dan pawudhon serta penggantian atap sirap oleh Muhammadiyah. Sedangkan pada tahun 1926 dilakukan pembuatan pagar oleh Paku Buwana X.

Selanjutnya, perbaikan pada 2002 dilakukan rehabilitasi pada bangunan utama masjid yang meliputi penggantian kayu struktur atap, jendela, pintu dan perkuatan beton pada bagian dinding belakang masjid serta perkuatan pondasi di sisi belakang mihrab. Selain itu juga dilakukan perbaikan-perbaikan pada bagian pawestren selatan, utara, serambi, jagang serta pawudhon.

"Pada saat terjadi gempa bumi tektonik pada 27 Mei 2006, kompleks Masjid Mataram dan makam raja-raja mengalami kerusakan parah," jelas KRT Pujodipuro.

Gempa tersebut mengakibatkan kerusakan pada bagian atas gerbang-gerbang, pagar retak hingga roboh serta kelir yang roboh total. Gempa tersebut juga mengakibatkan kerusakan pada pilar kanopi masjid, keretakan pada dinding masjid serta tiang kayu pada serambi mengalami pergeseran membuatnya miring ke arah Timur.

Saat ini saksi bisu salah satu bukti sejarah awal penyebadan Islam di Pulau Jawa ini menjadi destinasi wisata edukasi dan religi. Dalam sebulan rata-rata ada 3.000 pengunjung bahkan bisa lebih ketika periode libur seperti saat Lebaran saat ini.

"Cagar budaya Kompleks Masjid Mataram Kotagede ini mempunyai arti penting bagi ilmu pengetahuan, sejarah, kebudayaan, pendidikan, dan agama. Oleh karena itui diperlukan partisipasi semua pihak untuk melestarikannya baik dengan cara melindungi, mengembangkan, dan memanfaatkannya," pungkasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper