Bisnis.com, MENTAWAI - Di tengah terpencilnya pelosok Pulau Siberut, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatra Barat, terdapat cerita pilu dari dua da’i muda binaan UPZ Baznas Semen Padang yang menapaki jalan sunyi perjuangan dakwah.
Mereka bukan sekadar hadir untuk mengajar, tetapi untuk menyalakan kembali bara keimanan di wilayah yang lama terpinggirkan dalam urusan pembinaan akidah. Kedua da'i muda itu adalah Ustadz Zainal Kelana dan Ustadz Jon Ricky.
Ustadz Zainal Kelana yang merupakan lulusan STAI-PIQ Sumbar itu, memilih kembali ke kampung halamannya di Desa Mongan Poula. Kecamatan Siberut Utara usai tamat kuliah pada 2022. Dia baru bergabung sebagai da’i binaan UPZ pada akhir 2023 untuk melanjutkan estafet dakwah yang telah dimulai oleh da'i sebelumnya.
"Saya memilih menjadi da'i karena melihat kondisi umat Islam di kampung saya yang memprihatinkan,” katanya, Kamis (17/7/2025).
Ada sekitar 100 KK di Mongan Poula beragama Islam, namun dari sisi syariat dan pemahaman tauhid, masih banyak yang perlu diperbaiki. Salat belum konsisten, membaca Alquran pun masih terbata-bata. Sebagai putra asli Desa Mongan Poula dan punya bekal pendidikan agama, tentunya saya merasa punya tanggung jawab untuk membantu memperkuat akidah mereka.
Desa Mongan Poula, sebut Ustadz Zainal, memiliki satu masjid, yaitu Masjid Al-Abrar. Dari masjid inilah segala aktivitas keagamaan digerakkan. Saat ini, dia fokus mengembangkan program pengajaran Alquran untuk anak-anak yang jumlah pesertanya sudah mencapai sekitar 70 orang.
Baca Juga
Namun jalan dakwah tidak selalu mulus. Tantangan terbesar yang ia hadapi bukan pada fasilitas atau geografis, melainkan bagaimana menumbuhkan minat belajar agama, khususnya di kalangan anak-anak.
Mengatasi persoalan itu, dia pun menerapkan metode yang sederhana namun efektif berupa sistem reward and punishment.
“Kalau ada anak-anak yang rajin, saya kasih permen. Tapi kalau mereka bandel atau tidak disiplin, saya beri sanksi seperti membersihkan halaman masjid atau toilet. Kalau sampai tidak ada yang datang ke masjid, saya laporkan ke guru mereka di sekolah,” jelasnya sambil tersenyum,” ujarnya.
Pendekatan ini, kata Zainal, terbukti membuahkan hasil. Anak-anak kini mulai rutin datang mengaji, suasana masjid pun lebih hidup. Dia juga mengaku, semua proses ini tak lepas dari dukungan UPZ Baznas Semen Padang yang sejak awal mendorong penguatan da'i di wilayah Mentawai, termasuk di Siberut Utara.
“Saya berharap UPZ Baznas Semen Padang terus mendukung para da'i tidak hanya bertugas menyampaikan ceramah, tapi juga menjadi pendamping sosial, guru, sekaligus penggerak spiritual masyarakat,” pintanya.
Sementara itu, Ustadz Jon Ricky yang menjadi da'i di Desa Sirilogui, Kecamatan Siberut Utara, menyampaikan bahwa di Sirilogui dihuni lebih dari 350 KK. Namun hanya 15 KK yang muslim, dan persoalan yang dihadapi yakni Sirilogui merupakan daerah yang sunyi. Masjid tanpa pengeras suara, bahkan tanpa mushaf Alquran. Dengan segala keterbatasan ini, tentunya perjuangan untuk memperkuat akidah umat muslim sebagai umat minoritas di Sirilogui sangat berat.
“Dulu jemaah jarang datang. Bukan karena tidak mau, tapi karena tidak terbiasa,” ujar lulusan Pesantren Darul Mursyidin Pasaman Barat ini.
Dia menjadi da’i setelah sebelumnya aktif sebagai pengurus masjid. Sejak menjadi da’i binaan UPZ Baznas Semen Padang, Ustadz Jon mendapatkan dukungan fasilitas dan mulai membangun kegiatan keagamaan seperti TPA dan majelis taklim.
Akan tetapi, tantangan terbesar datang dari para mualaf. Karena tidak adanya pembinaan akidah yang kuat, banyak dari mereka kembali ke agama sebelumnya akibat tekanan keluarga.
Meski begitu, Ustadz Jon tak menyerah. Baginya, mempertahankan satu jiwa dalam Islam adalah kemenangan tersendiri. Dia berharap di balik sunyi dan beratnya medan, ia dapat terus menyalakan lentera Islam dengan satu harapan, yaitu melahirkan generasi muslim yang kuat dalam iman dan amal dari pedalaman Pulau Siberut.
Cerita dua da'i muda ini adalah segelintir dari perjuangan para da'i binaan UPZ Baznas Semen Padang yang berjumlah sebanyak 52 orang di Kabupaten Kepulauan Mentawai yang diutus khusus ke pedalaman Mentawai. Mulai dari Siberut hingga Pagai Utara, Pagai Selatan, dan Pulau Sipora.
Ketua UPZ Baznas Semen Padang Iskandar S. Taqwa mengatakan bahwa pembinaan puluhan da'i ini adalah bagian dari program Dakwah dan Syiar Islam di Kabupaten Kepulauan Mentawai, dan program ini menjadi salah satu program unggulan UPZ Baznas Semen Padang.
"Para da’i binaan ini adalah ujung tombak kami untuk menyentuh langsung masyarakat yang belum banyak tersentuh dakwah," ungkapnya.
Kendati demikian, diakuinya bahwa menjalankan tugas dakwah di pedalaman Mentawai bukan perkara mudah. Jangankan akses internet, jalan dan listrik pun seringkali belum tersedia. Karena itulah, UPZ Baznas Semen Padang memberikan dukungan penuh kepada para da’i.
Mereka tidak hanya menerima insentif bulanan, tetapi juga difasilitasi sepeda motor untuk mobilitas, serta rumah tinggal agar mereka bisa hidup layak.
“Kebanyakan da’i kami berasal dari kalangan ekonomi menengah ke bawah. Dukungan logistik menjadi penting agar mereka tidak perlu berpikir soal kebutuhan dasar, dan bisa fokus berdakwah,” kata Iskandar.
Tak hanya fokus pada pengiriman da’i, UPZ Baznas Semen Padang juga menginisiasi program-program pendukung yang bersentuhan langsung dengan kebutuhan masyarakat. Salah satu program yang mendapat sambutan hangat adalah pelaksanaan sidang isbat nikah. Kegiatan ini ditujukan bagi para mualaf maupun pasangan yang selama ini menikah secara agama, tetapi belum tercatat secara hukum negara.
"Di daerah seperti Mentawai, banyak warga yang belum memiliki dokumen pernikahan resmi. Ini menjadi kendala administratif bagi anak-anak mereka dalam mengakses pendidikan atau layanan kesehatan. Maka dari itu kami hadir untuk menjembatani hal itu melalui sidang isbat bersama KUA dan instansi terkait,” jelas Iskandar.
Di samping itu, pembangunan masjid juga menjadi salah satu bentuk konkret perhatian UPZ Baznas Semen Padang terhadap kehidupan keagamaan di pedalaman Mentawai. Salah satunya, Masjid Bahrul Ulum di Dusun Sutek' Uleu, Desa Simalegi, Kecamatan Siberut Barat.
Kepedulian itu bukanlah tanpa sebab, Mentawai yang terletak di barat Sumatera, kondisi yang terlihat kini Mentawai terkesan berada di halaman terakhir dari buku yang sering terabaikan.
Namun bagi UPZ Baznas Semen Padang, halaman terakhir itulah yang paling bermakna. Di mana ketulusan dan komitmet di uji untuk disempurnakan.
Ia menilai bahwa Mentawai bukan sekadar titik di peta, tapi ruang dakwah yang sunyi. Ketika rombongan UPZ kembali ke Padang, mereka tak hanya membawa laporan kegiatan namun juga harapan bahwa syiar Islam akan terus menyala.