3. Kerugian Akibat Gempa
Dalam catatan Bisnis, kerugian yang dialami Myanmar akibat gempa tersebut diperkirakan dapat melebihi hasil ekonomi tahunan negara tersebut.
Penilaian awal oleh Pemerintah Persatuan Nasional (NUG) oposisi Myanmar mengatakan sedikitnya 2.900 bangunan, 30 jalan, dan tujuh jembatan rusak akibat gempa.
“Karena kerusakan yang signifikan, bandara internasional Naypyitaw dan Mandalay ditutup sementara,” kata NUG, yang mencakup sisa-sisa pemerintahan sipil terpilih yang digulingkan oleh militer dalam kudeta tahun 2021 yang memicu perang saudara.
Menara kontrol di bandara di Naypyitaw, ibu kota Myanmar yang dibangun khusus, runtuh, membuatnya tidak dapat dioperasikan, kata seorang sumber yang mengetahui situasi tersebut.
4. China-AS Beri Bantuan
Sehari setelah terjadinya gempa, bantuan dari China, Amerika Serikat, dan Rusia mulai berdatangan ke Myanmar pada Sabtu (29/3/2025).
Reuters melaporkan, tim penyelamat dari China yang terdiri dari 37 orang tiba pada Sabtu (29/3/2025), membawa obat-obatan dan peralatan untuk mendeteksi tanda-tanda kehidupan, kata kedutaan besar China dalam sebuah unggahan di Facebook.
Baca Juga
Presiden China Xi Jinping berbicara melalui telepon dengan kepala junta, kedutaan besar Tiongkok di Myanmar mengatakan pada Sabtu, bahwa Beijing akan memberikan bantuan senilai US$13,77 juta, termasuk tenda, selimut, dan peralatan medis darurat.
Sementara itu, Rusia mengatakan bahwa pihaknya mengirim 120 penyelamat berpengalaman serta dokter dan anjing pelacak, menurut laporan kantor berita negara TASS.
Presiden AS Donald Trump mengatakan dia telah berbicara dengan para pejabat di Myanmar dan bahwa pemerintahannya akan memberikan sejumlah bantuan.
Persediaan bantuan dari India dengan pesawat militer juga mendarat di Yangon, menurut media pemerintah Myanmar, dan pemerintah India mengatakan pihaknya juga mengirimkan kapal dengan 40 ton bantuan kemanusiaan.
Malaysia dan Singapura juga mengirimkan pesawat yang penuh dengan persediaan bantuan dan personel.