Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan dukungannya terhadap proposal gencatan senjata Rusia-Ukraina yang diajukan Amerika Serikat, tetapi mengajukan sejumlah syarat dan klarifikasi yang berpotensi menghambat realisasi kesepakatan dalam waktu dekat.
Melansir Reuters, Jumat (14/3/2025), dalam konferensi pers usai bertemu Presiden Belarus Alexander Lukashenko di Kremlin, Putin menegaskan bahwa Rusia mendukung gencatan senjata, namun hanya jika kesepakatan tersebut dapat menjamin perdamaian jangka panjang dan menangani akar permasalahan perang.
"Kami setuju dengan usulan penghentian permusuhan. Gagasannya memang benar, dan kami tentu mendukungnya. Tetapi kami menginginkan penghentian ini dapat membawa perdamaian yang berkelanjutan dan mengatasi penyebab utama krisis ini,” jelasnya.
Putin mengungkapkan bahwa masih ada banyak poin yang perlu diperjelas sebelum mencapai kesepakatan. Ia juga berterima kasih kepada Presiden AS Donald Trump yang bertekad menjadikan dirinya sebagai perantara perdamaian. Baik Moskow maupun Washington kini menganggap perang di Ukraina sebagai perang proksi yang berisiko memicu Perang Dunia Ketiga.
Trump, yang menyatakan kesiapannya untuk berbicara langsung dengan Putin melalui telepon, menyambut pernyataan Presiden Rusia itu sebagai sinyal positif. Ia mengungkapkan bahwa utusannya, Steve Witkoff, tengah menggelar negosiasi intensif di Moskow terkait usulan AS, yang sebelumnya telah disetujui oleh Ukraina.
"Selanjutnya, kita akan melihat apakah Rusia benar-benar siap mencapai kesepakatan atau tidak. Jika tidak, itu akan menjadi kekecewaan besar bagi dunia," kata Trump
Baca Juga
Di sisi lain, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy menilai bahwa Putin sejatinya menolak proposal gencatan senjata, tetapi enggan menyampaikan hal itu secara langsung kepada Trump.
"Itulah sebabnya Moskow memasukkan berbagai persyaratan tambahan dalam usulan ini—agar kesepakatan tidak pernah terwujud atau setidaknya tertunda selama mungkin," ujar Zelenskiy dalam pidatonya.