Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Usai Kecam Zelensky, Trump Ubah Pernyataan Menjadi Akui Rusia Serang Ukraina

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengubah pernyataannya dan kini mengakui Rusia memang menginvasi Ukraina.
Presiden AS Donald Trump berpidato setelah pelantikan dan pengambilan sumpah jabatan sebagai Presiden ke-47 AS di US Capitol, Washington, Amerika Serikat pada Senin (20/1/2025). / Pool via Reuters-Julia Demaree Nikhinson
Presiden AS Donald Trump berpidato setelah pelantikan dan pengambilan sumpah jabatan sebagai Presiden ke-47 AS di US Capitol, Washington, Amerika Serikat pada Senin (20/1/2025). / Pool via Reuters-Julia Demaree Nikhinson

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengubah pernyataannya dan kini mengakui Rusia memang menginvasi Ukraina. 

Dia juga menyebut Ukraina akan segera menandatangani perjanjian mineral dengan Amerika Serikat sebagai bagian dari upaya untuk mengakhiri perang.

Sebelumnya, pada Selasa (18/2/2025) lalu, Trump mengatakan bahwa Ukraina seharusnya tidak pernah memulai perang tiga tahun lalu, sehingga memicu gelombang kritik baik di dalam negeri maupun internasional. 

Namun, ketika ditanya mengenai hal ini dalam sebuah wawancara dengan Fox News Radio pada Jumat (21/2/2025) waktu setempat, dia mengakui Rusia telah menginvasi Ukraina atas perintah Presiden Rusia Vladimir Putin.

“Rusia menyerang, namun mereka seharusnya tidak membiarkan dia menyerang,” kata Trump dikutip dari Reuters, Sabtu (22/2/2025). 

Trump menambahkan bahwa Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Presiden AS saat itu,  Joe Biden seharusnya mengambil langkah-langkah untuk mencegah invasi tersebut. Belakangan, Trump memperkirakan kesepakatan mineral akan segera tercapai.

“Kami sedang menandatangani perjanjian, mudah-mudahan dalam waktu yang cukup singkat,” kata Trump kepada wartawan di Ruang Oval ketika ditanya tentang kemungkinan kesepakatan untuk mineral Ukraina.

Zelensky mengatakan secara terpisah pada Jumat bahwa tim Ukraina dan AS sedang mengerjakan rancangan perjanjian. 

"Saya mengharapkan... hasil yang adil," katanya dalam pidato video setelah perdebatan sengit antara kedua pemimpin minggu ini.

Trump mengecam Zelensky sebagai seorang diktator pada Rabu (19/2/2025) kemarin dan memperingatkan bahwa dia harus bergerak cepat untuk mengamankan perdamaian dengan Rusia, yang menginvasi Ukraina hampir tiga tahun lalu, atau berisiko kehilangan negaranya.

Perubahan sikap Amerika Serikat, pendukung utama Ukraina, telah membuat khawatir para pejabat Eropa dan memicu kekhawatiran bahwa Kyiv dapat dipaksa melakukan perjanjian damai yang menguntungkan Putin.

Zelensky mengatakan Trump terjebak dalam gelembung disinformasi, namun kemudian melunakkan pernyataannya dan mengatakan dia mengharapkan pragmatisme Amerika.

Zelensky menolak permintaan AS sebesar US$500 miliar kekayaan mineral dari Ukraina untuk membayar kembali bantuan Washington pada masa perang. Dia mengatakan, sejauh ini AS belum memberikan pasokan yang mendekati jumlah tersebut dan tidak menawarkan jaminan keamanan khusus dalam perjanjian tersebut.

Ukraina memiliki cadangan mineral strategis yang berharga yang diinginkan AS. Ini termasuk uranium, litium, kobalt, tanah jarang, dan banyak lagi dan digunakan dalam beragam bidang seperti baterai, teknologi, dan ruang angkasa.

Berbicara dalam sebuah acara di Gedung Putih pada Jumat pagi waktu setempat, Trump bersikap kritis terhadap Zelenskiy dan menahan diri untuk tidak berkomentar negatif tentang Putin.

“Saya telah melakukan pembicaraan yang sangat baik dengan Putin, dan saya belum pernah melakukan pembicaraan yang baik dengan Ukraina. Mereka tidak punya kartu apa pun, tapi mereka bermain keras," kata Trump.

Secara terpisah, Amerika Serikat mengusulkan resolusi PBB untuk menandai ulang tahun ketiga invasi Rusia ke Ukraina. Draf AS yang terdiri dari tiga paragraf menyebut pihak AS berduka atas hilangnya nyawa selama konflik Rusia-Ukraina dan "memohon konflik tersebut segera diakhiri."

Ukraina dan sekutu-sekutunya di Eropa ingin agar naskah mereka diadopsi oleh Majelis Umum PBB pada hari Senin yang menyerukan de-eskalasi, penghentian awal permusuhan dan penyelesaian konflik secara damai.

Pemerintah Jerman mengatakan bahwa Kanselir Olaf Scholz dan Zelenskiy sepakat melalui panggilan telepon bahwa Ukraina harus duduk di meja perundingan damai. Sementara itu, Presiden Polandia Andrzej Duda mendesak Zelenskiy untuk tetap menjaga kerja sama yang tenang dan konstruktif dengan Trump.

Duda, yang masa jabatannya akan berakhir tahun ini, adalah salah satu mitra internasional pilihan Trump selama masa kepresidenannya pada 2017-2021 dan mereka menggambarkan diri mereka sebagai teman.

Kantor berita Polandia PAP melaporkan, presiden Polandia akan bertemu Trump di Washington pada Sabtu waktu setempat. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper