Bisnis.com, JAKARTA - Dalam jumpa pers bersama dengan PM Israel Netanyahu, Presiden AS Donald Trump mengatakan AS akan mengambil alih dan memiliki wilayah kantong Palestina di Gaza.
Rencana Trump mengambil alih Gaza bukan tanpa alasan. Orang no.1 di AS tersebut rencananya akan membersihkan wilayah tersebut dari bom dan senjata berbahaya yang ada di sana.
"AS akan mengambil alih Jalur Gaza dan kami akan melakukan pekerjaan di sana juga. Kami akan memilikinya. Dan bertanggung jawab untuk membongkar semua bom berbahaya yang belum meledak dan senjata lainnya di lokasi ini," kata Trump dalam pernyataannya yang kontroversial pada hari Selasa.
Menurut laporan JTA, Usulan untuk mengambil alih kendali Gaza didasarkan pada upaya Trump untuk membujuk negara-negara Timur Tengah agar menerima warga Palestina dari Gaza.
Bukan hanya itu, Trump juga mengatakan bahwa Amerika Serikat akan menciptakan pembangunan ekonomi yang akan menyediakan lapangan kerja dan perumahan dalam jumlah tak terbatas bagi penduduk di wilayah tersebut.
Ia juga mengatakan akan mengunjungi Gaza dalam perjalanan ke wilayah tersebut. Meski demikian, belum diketahui pasti kapan tanggalnya.
Baca Juga
Gagasan yang diajukan Trump belum pernah diajukan secara serius sebelumnya
Pemerintahan Biden telah mendorong Otoritas Palestina yang berbasis di Tepi Barat untuk mengambil peran utama dalam mengatur situs tersebut.
Namun gagasan tersebut sebelumnya ditolak oleh PM Israel Benjamin Netanyahu.
Selain itu, negara-negara tetangga Israel menolak gagasan untuk mengurangi jumlah penduduk Gaza, dan secara historis mendukung Palestina yang memerintah Gaza.
Menanggapi apakah Amerika Serikat memiliki hak untuk mengambil alih Gaza, Trump mengatakan ia melihat Amerika Serikat mengendalikan wilayah tersebut dalam jangka panjang.
Ia juga mengatakan Amerika Serikat akan membuat pengumuman mengenai aneksasi Tepi Barat oleh Israel dalam empat minggu ke depan.