Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Rusia, Vladimir Putin mengatakan dia siap untuk membahas perang di Ukraina dengan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump. Dia juga menyatakan pertemuan antara keduanya akan menjadi ide yang baik.
Dalam komentar pertamanya sejak Trump mengeluarkan ancaman akan menimbulkan kerugian ekonomi pada Rusia jika gagal mengakhiri perang di Ukraina, Putin memberikan nada yang positif terhadap presiden AS tersebut.
Dalam pernyataannya kepada seorang wartawan TV pemerintah Rusia yang dikutip dari The Guardian pada Sabtu (25/1/2025), Putin mengatakan dirinya mempercayai pernyataan Trump tentang kesiapannya untuk bekerja sama. Putin pun menyatakan dirinya selalu terbuka untuk hal tersebut dan siap untuk negosiasi.
“Akan lebih baik bagi kita untuk bertemu, berdasarkan realitas hari ini, untuk berbicara dengan tenang,” katanya.
Putin melanjutkan dengan menggambarkan hubungannya dengan Trump sebagai hubungan bisnis, pragmatis, dan dapat dipercaya.
Dia menambahkan, negosiasi dengan Ukraina menjadi rumit karena presidennya, Volodymyr Zelenskyy, telah menandatangani dekrit yang melarangnya melakukan pembicaraan dengan Putin.
Dalam upaya yang tampaknya dilakukan untuk menarik hati Trump, Putin menggemakan klaim presiden AS bahwa dia akan mencegah perang dimulai di Ukraina pada 2022, dan mengulang pernyataan Trump yang telah dibantah bahwa pemilihan umum AS tahun 2020 telah dicuri darinya.
Pada hari-hari sejak pelantikannya, Trump telah berulang kali menyerukan penyelesaian cepat atas perang di Ukraina, yang kini telah memasuki tahun ketiga, dan telah menyatakan kesiapannya untuk bertemu Putin segera.
Dalam pidato video pada Jumat (24/1/2025) malam waktu setempat, Zelensky mengatakan bahwa Putin berusaha untuk memanipulasi Trump.
"Dia mencoba memanipulasi keinginan presiden AS untuk mencapai perdamaian. Saya yakin bahwa manipulasi Rusia tidak akan berhasil lagi," katanya.
Upaya Trump untuk membujuk Putin agar bernegosiasi telah diperkuat oleh ancaman untuk meningkatkan tekanan pada ekonomi Rusia yang sudah terpuruk, termasuk memberlakukan sanksi dan tarif, jika Moskow gagal membuat kesepakatan untuk mengakhiri perang.
Berbicara di Forum Ekonomi Dunia di Davos pada Kamis malam, Trump meminta OPEC untuk menekan harga minyak global sebagai cara untuk mencapai aliran pendapatan penting bagi Kremlin.
"Saat ini harganya cukup tinggi sehingga perang itu akan terus berlanjut," katanya.