Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menemukan kasus virus Human Metapneumovirus (HMPV) di Indonesia. Virus HMPV baru-baru ini menjadi sorotan setelah merebak di China.
Kemenkes mencatat semua kasus virus HMPV yang ditemukan di Indonesia ternyata melibatkan anak-anak.
Menanggapi hal itu, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin meminta masyarakat untuk tidak panik, meski virus tersebut sudah masuk ke Tanah Air. Pasalnya, kata dia, HMPV bukanlah virus baru dan sudah dikenal dalam dunia medis.
"HMPV bukanlah virus yang mematikan. Virus ini memiliki karakteristik mirip dengan flu biasa, dengan gejala seperti batuk, demam, pilek, dan sesak napas. Sebagian besar orang yang terinfeksi akan pulih dengan sendirinya tanpa memerlukan perawatan khusus," ujarnya dalam keterangan resmi, Selasa (7/1/2024).
Dia menuturkan penularan virus HMPV serupa dengan virus flu lainnya, yaitu melalui percikan air liur atau droplet dari individu yang terinfeksi. Meskipun umumnya tidak berbahaya, kelompok rentan seperti anak-anak, orang lanjut usia, dan individu dengan kondisi kesehatan tertentu tetap perlu waspada.
Karena itu, Menkes mengimbau masyarakat untuk menjaga pola hidup sehat, seperti cukup istirahat, mencuci tangan secara rutin, memakai masker saat merasa tidak enak badan, dan segera berkonsultasi dengan tenaga medis jika muncul gejala yang mencurigakan.
Baca Juga
“Yang terpenting tetap tenang dan waspada. Dengan mengikuti protokol kesehatan 3M, menjaga jarak, mencuci tangan dan memakai masker, sama Seperti Covid-19, kita dapat mengatasi virus ini dengan baik,” imbuhnya.
HMPV Beda dengan Covid-19
Lebih lanjut, Budi Gunadi menjelaskan virus HMPV berbeda dengan virus Covid-19. Menurutnya, Covid-19 merupakan virus baru, sedangkan HMPV adalah virus lama yang sifatnya mirip dengan flu. Dia mengatakan sistem imunitas manusia sudah mengenal virus ini sejak lama dan mampu meresponsnya dengan baik.
“Berbeda dengan Covid-19 yang baru muncul beberapa tahun lalu, HMPV adalah virus lama yang sudah ada sejak 2001 dan telah beredar ke seluruh dunia sejak 2001. Selama ini juga tidak terjadi apa-apa juga,” ujarnya.
Mengenai pemberitaan tentang meningkatnya kasus HMPV di China, Budi Gunadi menegaskan bahwa informasi tersebut tidak benar. Hal ini juga telah dikonfirmasi oleh pemerintah China dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Menurutnya, peningkatan kasus flu biasa di negara empat musim seperti China sering terjadi saat musim dingin.
“Saya sudah lihat datanya, yang naik di China itu virusnya bukan HMPV tapi melainkan tipe H1N1 atau virus flu biasa. HMPV itu ranking nomor tiga di China dari sisi prevalensi, jadi itu tidak benar,” katanya.