Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Donald Trump Mengeluh AS Kibarkan Bendera Setengah Tiang saat Pelantikannya

Donald Trump menuliskan keluh kesah tentang aturan pengibaran bendera setengah tiang saat pelantikannya pada 20 Januari 2025.
Pemenang Pemilu Presiden Amerika Serikat 2024 Donald Trump. Bloomberg/Jim Vondruska
Pemenang Pemilu Presiden Amerika Serikat 2024 Donald Trump. Bloomberg/Jim Vondruska

Bisnis.com, JAKARTA - Donald Trump menunjukkan gestur "tidak suka" pada aturan pengibaran bendera setengah tiang saat pelantikannya pada 20 Januari 2025.

Pada pelantikannya itu, AS akan mengibarkan bendera setengah tiang sebagai penghormatan untuk Presiden AS Jimmy Carter yang meninggal dunia pada 29 Desember 2024 di usia 100 tahun.

Aturan pengibaran bendera setengah tiang dilakukan selama 30 hari sejak meninggalnya Jimmy Carter hingga 28 Januari 2025.

Meskipun menghargai, Trump terlihat mengeluh karena bendera setengah tiang diberlakukan saat pelantikannya nanti.

“Karena kematian Presiden Jimmy Carter, untuk pertama kalinya selama pelantikan Presiden masa depan, Bendera mungkin dipasang setengah tiang,” tulis Trump pada Jumat (3/1) di Truth Social, melansir dari Rolling Stone. 

Ia pun meyakini bahwa sejumlah orang tidak akan senang dengan aturan pengibaran bendera setengah tiang saat pelantikannya.

“Tidak seorang pun ingin melihat ini, dan tidak ada orang Amerika yang senang dengan hal ini. Mari kita lihat bagaimana hasilnya. BUAT AMERIKA HEBAT LAGI!” lanjutnya.

Presiden terpilih juga mengkritik Partai Demokrat yang merasa senang karena pelantikannya hanya memiliki bendera setengah tiang.

“Mereka pikir ini sangat bagus, dan mereka sangat senang karena, pada kenyataannya, mereka tidak mencintai negara kita, mereka hanya memikirkan diri mereka sendiri,” tambahnya.

Ketika ditanya apakah Gedung Putih akan mempertimbangkan untuk melanggar protokol berkabung dan mengibarkan bendera D.C. setinggi-tingginya pada Hari Pelantikan, Sekretaris Pers Gedung Putih Karinne Jean-Pierre menjawab dengan tegas menjawab "Tidak".

Namun ini bukan pertama kalinya Trump terpaku pada peristiwa-peristiwa politiknya, terlebih saat pelantikannya.

Pada 2017 lalu, Trump selama beberapa minggu mengoceh bahwa kerumunan peserta yang menyaksikan pengambilan sumpahnya adalah yang terbesar dalam sejarah Amerika.

Ia pun menuduh media dan orang-orang yang berseberangan dengannya telah berbohong tentang jumlah hadirin yang datang.

“Sepertinya ada satu setengah juta orang,” kata Trump tentang acara tersebut.

Sayang pada kenyataannya, jumlah hadirin jauh lebih rendah, dengan perkiraan berkisar antara 300.000 hingga 600.000 orang.

Sebaliknya, pelantikan mantan Presiden Barack Obama pada tahun 2009 berhasil menarik perhatian 1,8 juta orang.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper