Bisnis.com, JAKARTA — Anak bos rental Ilyas Abdurahman, Agam Muhammad Nasrudin mengaku kecewa atas pernyataan TNI terkait dengan 'pembelaan' oknum anggotanya berinisial BA di kasus penembakan di rest area KM 45 Tol Jakarta-Merak.
Sebelumnya, Pangko Armada TNI Angkatan Laut, Laksda Denih Hendrata mengatakan penembakan yang dilakukan oleh AA terhadap Ilyas lantaran dalam kondisi terdesak. Menurut Denih, anggotanya itu melepaskan tembakan senjata api lantaran tengah dikeroyok oleh 15 orang.
"Jadi dia itu dikeroyok dulu sebelumnya itu. Jadi kalau kita terdesak, pasti kita akan bela diri," tuturnya saat konferensi pers di Jakarta, Senin (6/1/2025).
Mendengar hal itu, Agam menekankan bahwa dalam peristiwa di KM 45 Tol Tangerang-Merak, almarhum ayah dan rekannya tidak pernah melakukan pengeroyokan kepada siapapun.
"Karena tidak sesuai apa yang sebenarnya terjadi. Kita itu tidak mengoroyok. Waktu bapak saya memeluk di, apa namanya, di rest area. Waktu itulah dia yang menodongkan pistol di saketi," ujar Agam dikutip dari video Antara TV, Senin (6/1/2025).
Dia mengemukakan bahwa ayahnya sudah berupaya menyelamatkan diri dari peristiwa penembakan itu. Hanya saja, Ilyas tetap tidak bisa menghindari timah panas tersebut.
Baca Juga
"Aduh, rasa susah banget mencari keadilan tuh di negara ini menurut saya," ujarnya sambil menangis.
Kronologi Kasus TNI Tembak Bos Rental
Sebagai informasi, insiden penggelapan mobil hingga berujung penembakan yang menewaskan bos rental mobil di Rest Area KM 45 di Tol Jakarta-Merak pada hari Jumat (2/1/2025).
Mobil milik korban adalah Honda Brio yang mulanya dipinjam oleh seseorang bernama Ajat Sudrajat pada pukul 00.15 WIB.
Setelah menyewa mobil Honda Brio itu, Ajat menyerahkan mobil itu kepada seseorang berinisial IH. Kemudian, IH menyerahkan mobil Honda Brio kepada seseorang inisial RH agar mobil itu dijual seharga Rp23 juta.
Selanjutnya, RH menjual mobil itu kepada oknum anggota TNI berinisial AA seharga Rp40 juta melalui orang berinisial SJ.
Di lain sisi, Ilyas Abdurrahman selaku pemilik itu langsung melakukan pengejaran saat dua GPS yang terpasang di mobil sudah dinonaktifkan di TKP.
Singkatnya, saat melakukan upaya penarikan itu kemudian terjadi peristiwa penembakan yang dilakukan oleh oknum TNI berinisial BA yang membuat Ilyas meninggal dunia.