Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

MK Korsel Bakal Tinjau Pemakzulan Presiden Yoon Suk Yeol

Mahkamah Konstitusi Korea Selatan akan mulai meninjau pemakzulan Presiden Yoon Suk Yeol pada Senin (16/12/2024).
Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol memberikan keterangan resmi usai dimakzulkan oleh Majelis Nasional atau Parlemen Korsel pada Sabtu (14/12/2024). Dok The Korea Herald
Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol memberikan keterangan resmi usai dimakzulkan oleh Majelis Nasional atau Parlemen Korsel pada Sabtu (14/12/2024). Dok The Korea Herald

Bisnis.com, JAKARTA - Mahkamah Konstitusi Korea Selatan akan mulai meninjau pemakzulan Presiden Yoon Suk Yeol pada Senin (16/12/2024). 

Dilansir dari Reutersseorang juru bicara pengadilan mengatakan bahwa peninjauan tersebut dilakukan atas upaya Yoon dalam memberlakukan darurat militer pada 3 Desember 2024. Sementara itu, pada minggu ini para penyelidik berencana untuk mengintrogasinya. 

Keenam hakim pengadilan saat ini akan menghadiri pertemuan pertama mengenai pemakzulan, yang disahkan oleh parlemen yang dipimpin oposisi pada hari Sabtu (14/12/2024). 

Adapun, pengadilan memiliki waktu hingga enam bulan untuk memutuskan apakah akan mencopot Yoon dari jabatannya atau mengembalikannya.

Diberitakan sebelumnya, Pelaksana Tugas (Plt) Presiden Korea Selatan Han Duck-soo langsung melakukan sambungan telepon dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden pada hari pertama dirinya menjabat, Minggu (15/12/2024). 

Dalam sambungan telepon itu, Han bermaksud untuk meyakinkan sekutu negaranya dan berupaya menenangkan pasar keuangan sehari setelah Presiden Yoon Suk Yeol dimakzulkan dan diskors dari tugasnya karena melancarkan kebijakan darurat militer. 

Dalam upaya lebih lanjut untuk menstabilkan kepemimpinan negara itu, pemimpin Partai Demokrat Lee Jae-myung selaku partai oposisi utama mengumumkan tidak akan berusaha untuk memakzulkan Han atas keterlibatannya dalam keputusan darurat militer Yoon pada 3 Desember.

Kementerian Keuangan Korea Selatan berjanji akan terus menggunakan langkah-langkah stabilisasi pasar yang diperlukan untuk mendukung ekonomi setelah Presiden Yoon Suk Yeol dimakzulkan atas pemberlakuan darurat militer. 

Melansir Reuters, Senin (16/12/2024), Kementerian mengatakan akan secara aktif berkomunikasi dengan parlemen untuk menjaga kestabilan ekonomi. Mereka juga berencana untuk mengumumkan rencana kebijakan dua tahunan sebelum akhir tahun ini. 

Pemimpin oposisi utama Partai Demokrat Lee Jae-myung menyerukan pembentukan Dewan Stabilitas Nasional untuk Pemerintahan yang terdiri dari pemerintah dan parlemen untuk mendiskusikan keuangan, ekonomi, dan mata pencaharian masyarakat.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper