Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rezim Bashar Al-Assad Tumbang, Trump Tak Mau Ikut Campur dan Singgung Rusia

Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump tidak mau mengintervensi atau terlibat dalam konflik ini.
Donald Trump dan Senator Marco Rubio bereaksi dalam sebuah acara kampanye di Dorton Arena, di Raleigh, North Carolina, AS, 4 November 2024./Reuters-Jonathan Drake
Donald Trump dan Senator Marco Rubio bereaksi dalam sebuah acara kampanye di Dorton Arena, di Raleigh, North Carolina, AS, 4 November 2024./Reuters-Jonathan Drake

Bisnis.com, JAKARTA — Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyebut situasi Suriah kacau dan tidak mau mengintervensi atau terlibat dalam konflik ini.

Mengutip dari akun X @realDonaldTrump pada Senin (9/12/2024), Trump berkata demikian lantaran Suriah dianggapnya bukan sekutu AS. Dengan demikian, katanya, hal tersebut bukanlah perjuangan AS.

“Bagaimanapun, Suriah kondisinya kacau, tetapi bukan sekutu kita, dan Amerika Serikat tidak boleh terlibat dengan ini. Ini bukan perjuangan kita. Biarkan situasi berkembang dengan sendirinya. Jangan terlibat!” tulis Trump dalam cuitan X tersebut.

Sebelum itu, Presiden AS ke-45 ini menyoroti bahwa para pejuang oposisi di Suriah telah berhasil mengambil alih banyak kota dengan serangan terkoordinasi yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Dikatakan Trump, bahkan mereka sekarang sudah berada di pinggiran ibu kota Suriah, Damaskus dan terlihat bersiap untuk menggulingkan Presiden Bashar al-Assad.

Dia turut mengemukakan, Rusia yang telah melindungi Suriah selama bertahun-tahun pun nampaknya tidak bisa menghentikan hal ini, karena tengah sibuk dengan perang di Ukraina yang telah mengakibatkan kehilangan lebih dari 600 ribu tentara.

“Situasi ini juga mengingatkan pada kegagalan mantan Presiden Obama untuk menepati janjinya mengenai "Garis Merah" di Suriah, yang akhirnya membuka jalan bagi campur tangan Rusia,” kata Trump.

Lebih lanjut, Trump mengemukakan sama seperti Assad, mungkin kini Rusia juga dipaksa keluar dari Suriah dan mungkin ini menjadi hal baik bagi Suriah sendiri.

“Namun, kini Rusia, seperti Assad, mungkin dipaksa keluar. Meski kehadiran Rusia di Suriah sebelumnya tidak banyak memberikan keuntungan, kecuali untuk mempermalukan Obama, kepergian mereka mungkin menjadi hal yang terbaik,” tandasnya.

Rezim Bassar Al-Assad Tumbang

Pemberontakan terjadi di Suriah menyebabkan Presiden Bashar al-Assad dilaporkan meninggalkan Damaskus pada Minggu (8/12/2024). 

Kepergian Al-Assad menjadi tanda tumbangnya rezim berkuasa selama puluhan tahun. Para pemberontak bahwan menduduki istana kepresidenan hingga menghancurkan patung-patung milik Presiden Al-Assad. 

Melansir Reuters, dua perwira tinggi militer Suriah menyebut Assad terbang keluar Damaskus menuju destinasi yang belum diketahui. Para pemberontak pun menyatakan kota tersebut "bebas dari Tiran Bashar al-Assad". 

Selama berkuasa, Assad menikmati dukungan persenjataan dari Rusia dan Iran guna mengalahkan pemberontak selama bertahun-tahun terjadinya perang saudara. Namun Assad tak pernah mengalahkan mereka sepenuhnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Edi Suwiknyo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper