Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpantau Bawa Rudal, Kapal Selam Serang Milik Rusia Dicegat di Laut China Selatan

Kapal selam perang milik Rusia dicegat di Laut China Selatan. Kapal tersebut dicegat oleh militer Filipina.
Bendera Rusia di sebuah kapal yang berada di St Petersburg, Rusia. / Bloomberg-Andrey Rudakov
Bendera Rusia di sebuah kapal yang berada di St Petersburg, Rusia. / Bloomberg-Andrey Rudakov

Tentang kapal selam Kilo II milik Rusia

Menurut situs web Naval Technology, kapal selam kelas Kilo dianggap sebagai salah satu kapal selam diesel paling senyap di dunia. 

Dengan awak sebanyak 52 orang, Kilo dirancang untuk peperangan antikapal selam dan peperangan antikapal permukaan, serta untuk misi pengintaian dan patroli umum.

Kapal ini pertama kali digunakan oleh Uni Soviet pada tahun 1980-an.

Kapal selam kelas Kilo juga dapat mendeteksi kapal selam lain pada jarak tiga hingga empat kali lebih besar daripada jangkauan deteksinya sendiri.

Diekspor secara luas ke beberapa benua, sembilan negara mengoperasikan 65 kapal selam kelas Kilo yang saat ini beroperasi. Di antaranya adalah Cina dan Vietnam.

Menurut Institut Angkatan Laut AS, kapal selam kelas Kilo memiliki enam tabung torpedo haluan 21 inci yang dapat meluncurkan torpedo atau ranjau laut. Kapal selam ini dapat membawa maksimal 18 torpedo atau 24 ranjau laut.

Kapal perang seberat 2.300 ton ini dirancang oleh Uni Soviet pada tahun 1970-an dan desain awal berlanjut ke Proyek 636 yang disebut kapal selam Kilo yang Disempurnakan atau Kilo II pada tahun 1990.

Institut Angkatan Laut AS juga mengatakan banyak kapal selam kelas Kilo dapat meluncurkan rudal keluarga Kalibr dari tabung torpedo mereka untuk operasi serangan darat jarak jauh (3M-14) atau antikapal (3M-54).

Kapal selam kelas Kilo memiliki rangkaian sonar yang dipasang pada lambung kapal, kemampuan sensor bawah air yang dapat digunakan dalam berbagai misi operasional.

Menurut USNI, kapal selam kelas Kilo II Rusia pertama kali melakukan serangan jarak jauh terhadap target ISIS di Suriah pada tahun 2015.

Itu juga telah digunakan untuk menyerang Ukraina sejak perang 2022.

Halaman
  1. 1
  2. 2

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper