Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Isi Lengkap Pidato Netanyahu di PBB, Langsung Kena "Walk Out" Sejumlah Negara

PM Israel Benjamin Netanyahu mengatakan di pidato PBB bahwa negaranya hanya ingin kedamaian.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dalam sidang PBB, Jumat (27/9/2024)./youtubeP
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dalam sidang PBB, Jumat (27/9/2024)./youtubeP

Bisnis.com, JAKARTA - Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu berbicara mengenai invasi negaranya terhadap Gaza dan Lebanon.

Pidato Netanyahu ini membuat sejumlah negara langsung melakukan "walk out". Menurut Kementerian Luar Negeri RI, sejumlah negara yang walkout merupakan negara anggota Organisasi Kerjasama Islam, Liga Arab, dan Gerakan Non Blok antara lain Kuwait, Iran, Pakistan, Malaysia, dan Kuba.

Mengutip dari Times of Israel, Netanyahu mengaku bahwa negaranya saat ini sedang berada di tengah perang.

"Presiden dan hadirin, saya tidak bermaksud datang ke sini tahun ini. Negara saya sedang berperang, berjuang untuk kelangsungan hidupnya," katanya di awal pidatonya, dikutip Bisnis pada Minggu (29/9).

Ia kemudian mengatakan bahwa negaranya kemudian dilempari banyak fitnah dan kebohongan.

"Saya memutuskan untuk datang ke sini dan meluruskannya. Yang sebenarnya terjadi adalah: Israel berjuang mencari kedamaian. Israel akan membuat damai dan akan membuat kedamaian. Namun kini kita menghadapi musuh yang ingin menghancurkan, karena itu kita harus melawannya,"

Netanyahu kemudian berbicara mengenai serangan yang dilakukan oleh Iran lebih dulu terhadap Israel.

"Itulah pilihan yang kita hadapi saat ini: kutukan atas agresi Iran yang tak henti-hentinya atau berkah dari rekonsiliasi bersejarah antara Arab dan Yahudi," lanjutnya.

Dalam pidatonya, PM tersebut juga mengatakan bahwa negaranya sudah hampir mendapatkan kesepakatan dengan Arab. Namun semua lenyap saat Hamas menyerang pada 7 Oktober 2023 lalu.

“Betapa berkahnya perdamaian dengan Arab Saudi. Perdamaian seperti itu, saya yakin, akan menjadi poros sejarah yang sesungguhnya. Hal ini akan mengantarkan pada rekonsiliasi bersejarah antara dunia Arab dan Israel, antara Islam dan Yudaisme, antara Mekah dan Yerusalem," kata Netanyahu, menggambarkan keuntungan bersama di masa depan dalam perdagangan, pariwisata, dan teknologi.

Sayangnya perjanjian antara Israel dan Arab Saudi namun bukan tanpa komitmen yang jelas terhadap solusi dua negara yang memberikan Palestina sebuah negara.

Di mana syarat tersebut langsung ditolak oleh Netanyahu.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper