Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kasus Asusila Hasyim Asy'ari Harus Jadi Pelajaran Komisioner KPU Tersisa

Perkara asusila yang menjerat mantan Ketua KPU Hasyim Asy'ari harus dijadikan pelajaran bagi komisioner lainnya agar tidak terjebak di lubang yang sama.
Ketua KPU Hasyim Asyari memberikan keterangan kepada awak media di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat pada Senin (10/6/2024) / JIBI-Surya Dua Artha Simanjuntak.
Ketua KPU Hasyim Asyari memberikan keterangan kepada awak media di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat pada Senin (10/6/2024) / JIBI-Surya Dua Artha Simanjuntak.

Bisnis.com, JAKARTA — Perkara asusila yang menjerat mantan Ketua KPU Hasyim Asy'ari harus dijadikan pelajaran bagi komisioner lainnya agar tidak terjebak di lubang yang sama.

Direktur Jaringan Demokrasi dan Pemilu (Netgrit), Hadar Nafis Gumay mengatakan bahwa enam komisioner KPU yang tersisa saat ini harus bisa menjaga etika dan moral agar tidak seperti Hasyim Asy'ari.

Dia berpandangan jika ada komisioner yang melakukan hal sama seperi Hasyim Asy'ari, maka nama institusi KPU bakal tercoreng dan masyarakat tidak ada yang percaya kepada KPU.

"Nah jadi lebih baik mereka itu menahan dirinya, bekerja dengan baik, ikuti aturan yang berlaku, termasuk menjaga etika dan pedoman, serta moral," tuturnya di Jakarta, Sabtu (6/7).

Dia menjelaskan kepercayaan masyarakat harus tetap dijaga para penyelenggara pemilu. Salah satu upaya untuk menjaga itu adalah dengan cara membenahi internal KPU.

"Tentu saya prihatin dengan hal ini, kenapa sampai terjadi seperti ini karena sebetulnya peringatan  ini kan sudah panjang ya," kata Hadar.

Hadar meyakini bahwa Hasyim Asy'ari telah melakukan asusila karena berpikir tidak ada yang akan mengetahuinya, termasuk juga keluarganya.

Kendati demikian, menurut Hadar, semua penyelenggara pemilu harus sadar bahwa mereka berada di institusi besar yang bertugas memilih pemimpin negara.

"Dia berada di satu lembaga yang penting di mana proses kerjanya memilih pemimpin, baik di dewan maupun eksekutif, tapi pada kenyataannya, KPU dipimpin orang yang salah," ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper