Bisnis.com, JAKARTA – Sembilan orang tewas di Australia setelah badai petir besar melanda bagian Timur negara itu selama liburan Natal, selagi listrik di puluhan ribu rumah dan properti lainnya padam total, Rabu (27/12/2023).
Melansir CNA, cuaca buruk melanda negara bagian Victoria, New South Wales, dan Queensland pada 25-26 Desember, yang menyebabkan hujan es besar dan hujan lebat.
Angin kencang meniup atap-atap rumah dan menumbangkan pohon-pohon di beberapa daerah yang terkena dampak paling parah. Sementara itu, lebih dari 90.000 rumah tangga masih tanpa aliran listrik.
Komisaris Polisi Queensland Katarina Carrol mengatakan bahwa tiga pria tewas setelah sebuah kapal pesiar dengan 11 penumpang terbalik di dekat Green Island, Teluk Moreton saat terjadinya badai.
Polisi juga mengatakan bahwa dua wanita ditemukan tewas di dekat kota Gympie, sekitar 180 km sebelah Utara Ibu Kota negara bagian Brisbane, setelah mereka hanyut dalam saluran air hujan.
Hal serupa terjadi pada seorang gadis berusia sembilan tahun, yang ditemukan tewas setelah hilang di saluran pembuangan air hujan di Selatan Brisbane.
Baca Juga
Selain itu, seorang wanita ditemukan tewas di sebuah perkemahan di Victoria setelah air banjir surut, kata polisi. Dua orang lainnya tewas tertimpa pohon tumbang.
Pihak berwenang memperingatkan sungai yang airnya berarus deras dapat meluap dan menggenangi tempat perkemahan, yang biasanya ramai dikunjungi selama minggu-minggu Natal dan Tahun Baru.
Perdana Menteri Queensland Steven Miles mengatakan bahwa dampak peristiwa tersebut sangat signifikan dan belum pernah terjadi sebelumnya.
Dia mengatakan bahwa kerusakan akibat Topan Jasper yang melanda negara bagian itu pada awal bulan ini dan badai petir yang baru saja terjadi bisa mencapai miliaran.
Sementara itu, Biro Meteorologi Australia memperkirakan akan terjadi hujan lebih lanjut, meskipun cuaca buruk diperkirakan akan mereda pada Rabu malam waktu setempat.
“Syukurlah hari ini, kami tidak memperkirakan akan melihat aktivitas badai petir yang meluas. Namun, masih ada risiko badai petir hebat di seluruh pantai timur,” kata peramal cuaca Jonathan How kepada televisi ABC.
Badai tersebut terjadi setelah gelombang panas hebat di musim semi yang mengakibatkan beberapa kebakaran hutan, dan setelah Topan Jasper menyebabkan kerusakan yang luas.
“Ketika Anda mulai mengumpulkan pengalaman musim panas sejauh ini, jelas bahwa kita sedang hidup melalui era meningkatnya konsekuensi iklim,” kata Simon Bradshaw, direktur penelitian di lembaga nirlaba independen Climate Council.
Sebaliknya, saat hujan menerjang di wilayah timur Australia, beberapa wilayah di barat juga tengah berusaha memadamkan api.
Seorang sukarelawan pemadam kebakaran dikabarkan tewas saat merespons kebakaran hutan di wilayah itu.
Kondisi musim panas di Australia pada Desember hingga Februari ini disebut banyak dipengaruhi oleh fenomena El Nino, yang dapat menyebabkan cuaca ekstrem mulai dari kebakaran hutan hingga angin topan dan kekeringan berkepanjangan.